IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (CHAPTER 2)
CHOCORETTO,vampire knight chara,the gazette,myself/
BY Ichijou Yuugaauthor's note : maaf lama update nya.. ^^ selamat menikmati..
Mencekam..
Satu hal yang sangat mengerikan yang bisa digambarkan dari sebuah kerajaan bernama CHOCORETTO adalah kegelapan. Kota vampire yang berisi semua vampire jenis apapun ini terlihat sangat mencekam dan menakutkan. Kota ini begitu gelap, dan penuh dengan kejahatan. Semua orang hidup berkoloni. Darah murni dan darah murni seakan haus kekuasaan, tak ada yang bisa menandingi kekuatan mereka dan semua harus tunduk dibawah kekuasaan mereka.
Vampire bangsawan yang tidak lebih dari sekedar para penjilat darah murnipun hidup berkoloni sesamanya,tak ada yang mau bergabung dengan vampire berlevel rendah yang haus akan darah, tidak mempunyai kekuatan,labil dan tersiksa. Mereka menahan rasa dahaga ditubuhnya dan itu membuat mereka tersiksa. Tak jarang ada vampire yang pergi ke dunia manusia dan mengulah disana. Mencari mangsa dan menunjukkan eksistensi mereka didunia manusia untuk sekedar diakui.
Karena tak ada yang mau berbagi disini. Tak ada vampire kaum atas yang sudi berbagi kesenangan dengan vampire golongan bawah. Bahkan tak ada yang berniat untuk melatih mereka bagaimana caranya menahan diri untuk tidak mencelakakan manusia.
Sang raja,Aoi. Dia sudah bersikap sangat bijaksana. Namun, sebuah prinsip yang membuat kerajaannya menjadi seperti ini, prinsip darah murni adalah diatas segalanya yang membuat rakyatnya menjadi terpecah belah seperti ini.
Ia menutup matanya tentang apa yang terjadi disini,dia tak peduli. Hingga seseorang mengubah pendapatnya, putranya yang kembali telah merubah pendapatnya.
"telah ditemukan dua orang mayat dengan luka sobekan di leher malam tadi sekitar pukul 03.00 dini hari...menurut saksi mata...bla bla bla"
sambil memperhatikan tv sekilas sebelum berangkat bekerja,seorang pemuda berwajah tampan keluar dari sebuah apartemen sederhana disudut kota tokyo yang tak pernah mati. Mengenakan baju seragam kerjanya,dia menghela nafas berat.
Rasanya sesuatu mengganjal perasaannya, entah perasaan haus atau lapar, yang jelas dia merasa sangat gerah dengan sesuatu. Berpamitan dengan ibunya-seorang wanita cantik yang berdiri didepan pintu apartemennya melambaikan tangan kepadanya-
"aku pergi,bu.."
"kiyotsukete hiro-kun..."
Pemuda itu tersenyum. Dia berjalan menuruni tangga besi diapartemennya. Merasa silau dengan terangnya matahari pagi akhir-akhir ini dirasakan menyusahkan olehnya.
"Apakah akhir-akhir ini cuaca sedang naik beberapa derajat"
Pikirnya. Hiro, pemuda 20 tahun biasa yang hidupnya mulai tak biasa sejak aku menulis kisahnya disini. Bekerja sebagai penjaga tiket bioskop disebuah gedung bioskop tua dikota tokyo. Dengan gaji tak seberapa,dia meneruskan kuliah sambil membiayai hidupnya dan ibunya. Ibunya sakit-sakitan jadi sejak 5 tahun yang lalu Hiro mulai membiayai hidup dan sekolahnya sendiri karena ia tidak ingin membuat ibunya menderita. Mereka hidup berdua, uruha-ibunya- mengatakan kepadanya jika ayahnya yang bernama aoi shiroyama sudah lama pergi meninggalkannya- sejak saat itu, hiro sedikit menaruh dendam kepada ayahnya yang telah tega membiarkan ibu tercintanya menghidupinya seorang diri, dia berjanji akan menemukan ayahnya suatu saat nanti dan meminta pertanggung jawaban tentang nasib mereka yang terkatung-katung selama 20 tahun.
Hiro menyukai kegelapan-entah itu adalah bawaan lahirnya- tapi tak menolak sinar matahari. Dia banyak bergaul dengan teman-temannya, dia anak yang cerdas.. Hiro senang dengan sesuatu yang merah seperti darah mungkin. Dia juga pernah menanyakan hal ini kepada ibunya. Sang ibu hanya tertawa dan berkata "bawaan lahir mungkin.."
Hiro senang daging setengah matang, hiro selalu merasa tidak enak badan disiang hari yang panas walaupun dia harus bisa melawan kebiasaan anehnya demi uang. Dan hiro... Tak pernah bisa tidur dimalam hari.
Kembali ke chocoretto, seorang pemuda berwajah cantik berjalan dengan wajah cemberut menuruni kastil istana kerajaan. Bersama dengan pria bertubuh kekar dibelakangnya. Dia menuruni tangga dengan perasaan dongkol karena sesuatu.
"aku sudah bilang pada daddy kalau aku tidak ingin menghadiri pertemuan dengan vampire-vampire rendahan yang akan menjodohkan putrinya denganku!aku tidak mau!"
umpatnya kepada sang pengawal yang hanya diam mendengarkan ocehannya.
"aku bisa gila lama-lama disini... Pokoknya aku ingin kekota sekarang dan berbelanja sesuka hatiku..! Izmu,kau mau menemaniku kan?"
Tanya nya yang sepertinya lebih mengartikan bahwa itu sebuah perintah. Izmu sudah satu tahun menghabiskan waktu bersama myu. Dia memutuskan untuk berhenti memburu vampire dan beralih melindungi myu sebagai pengawalnya dari serangan manusia yang memburu vampire. Ya, izmu adalah manusia..
"apapun yang anda inginkan,yang mulia Myu.."
ujarnya.
"nice boy..."
senyum terkembang dari wajah cantik pria itu.
"aku ingin kedunia manusia..ayo kita kesana..!"
Rengeknya.
"tapi yang mulia putra mahkota..nanti raja bisa marah kalau anda tidak bilang apapun kepadanya.."
"tidak masalah... Daddy tak kan pernah marah kepadaku..."
Ujarnya memainkan boneka beruang yang ada diatas tempat tidurnya
"tapi tadi yang mulia bilang akan pergi berbelanja kekota..."
ujar izmu mengalihkan perhatiannya, myu tersenyum sinis
"aku kan belum bilang aku ingin belanja ke kota.... Kota TOKYO.."
Ujarnya penuh penekanan.
"tapi..."
"kalau kau tidak mau menemaniku aku akan nangis semalaman..."
Matanya menatap izmu dengan pandangan berkaca-kaca, izmu merasa kasihan. Itu adalah jurus ampuh yang digunakan myu untuk membujuk orang-orang agar menuruti kemauannya.
"baiklah..."
Dan mereka bertemu...
Mereka yang akan merubah semuanya..
Mereka yang akan merubah keadaan..
"izmu...!ayo cepat!"
teriaknya, merasa tak sabar dan menarik tangan sang pengawal yang melakukan penyamaran dengan menggunakan busana anak muda jaman sekarang.
Sepatu kets dengan kemeja dan celana jeans yang super gaya.
Dan myu, dia menggunakan gaun hitam dan pita berwarna hitam yang terlihat manis.
"aw...bisakah anda memakai pakaian pria saja?"
"nanti bisa ketauan sama orang suruhan daddy..!"
Jawabnya singkat. Dia mengenakan kacamata hitamnya dan berjalan dipusat kota.
Tak kan ada yang mengenali mereka,pikirnya.
Yah, paling mereka dikira sebagai anak-anak muda yang biasa berjalan-jalan di distrik harajuku.
"lihat, itu bioskop...!"
Tunjuk myu. Izmu hanya mengangguk.
"aku mau mencoba masuk kesana...!"
rengeknya. Apapun itu, izmu takkan pernah bisa menolak perintahnya.
"baikalah..anda mau nonton apa?"
Tanya nya dengan nada malas, myu tersenyum senang.
"itu.."
Tunjukknya. 'HARRY POTTER and THE DEATHLY HALLOW part 2'
Izmu tau film itu.. Dia sering menonton film itu ketika masih bersekolah disini bersama teman-temannya.
"oh..baiklah,tunggu disini saja.. Biar saya yang beli tiketnya.."
ujarnya. Myu mengangguk. Izmu berjalan menuju stand penjualan tiket dengan malas.
Dia tak kan mau membiarkan sang putra mahkota yang pergi sendiri kesana. Bisa pingsan karena lemas jika myu melihat banyak manusia tapi tak seorangpun yang bisa ia hisap darahnya.
Lima menit terasa sangat lama bagi myu. Dia menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"aku akan pergi beli minuman selagi menunggu izmu...!"
Ujarnya.
Membawa dua buah pop corn dan dua buah jus jeruk di kedua tangannya membuatnya kelimpungan. Tanpa sadar ini menyita perhatiannya dan ia tidak memperhatikan jalan sama sekali.
BRUAK!
"ah!"
"aish...!jalan tidak pakai mata ya???!"
Teriak seorang pemuda yang ternyata hiro. Myu memperhatikan baju seragam hiro yang sekarang basah dengan air.
"ah...!"
"kenapa hanya ah! Lihat seragam kerjaku jadi kotor.."
Umpatnya. Myu berdiri dan menatap hiro dengan pandangan galak
"kau juga tidak lihat aku sedang membawa banyak bawaan...!"
"aku sedang terburu-buru..!kenapa aku harus melihatmu!"
umpatnya. Myu merasa kesal dengan pria yang tidak mau kalah dihadapannya ini.
Myu berusaha mencerna kejadian itu dengan baik. Memang dia yang sudah menubruk pria ini.
"baiklah,aku yang salah!maafkan aku!"
ujarnya mengulurkan tangannya.
Hiro menghela nafas kesal. Dia sudah telat 30 menit,pikirnya.
"lupakan"
Ujarnya menepis tangan myu dan berlalu.
Deg...
Jantung hiro berdetak kencang. Perasaan apa ini...pikirnya.
"tangannya dingin sekali...seperti mayat.."
Ujarnya menoleh kebelakang dan tak mendapati myu ditempatnya...
"izmu...!"
myu berlari kecil mengejar izmu yang sudah menunggunya dengan cemas. dengan senyum 'tanpa rasa bersalahnya' ia berlari-lari kecil dengan minuman dan makanan dipelukannya.
"anda pergi kemana..saya sangat khawatir.."
"aku membeli snack...!"
tunjuknya. izmu dengan cepat mengambil alih membawa semua makanan itu.
"tau tidak..tadi aku bertubrukan dengan seorang pemuda...yang wajahnya sama pucatnya seperti aku!"
"benarkah?"
tanya izmu ala kadarnya-semata untuk membuatnya senang saja- sambil membawakan seluruh makanan dan minuman yang dibeli myu barusan-
"benar! anak itu sangat pucat...!tapi aku merasakan jantungnya berdetak,suhu tubuhnya juga normal..."
menghela nafasnya, izmu tersenyum geli.
"mungkin saja dia sedang sakit, makanya wajahnya pucat yang mulia.."
myu menggelengkan kepalanya cepat.
"tidak!aku merasakan aura yang lain...!"
melirik jam tangannya sekilas, izmu segera menunjuk studio tempat mereka akan menonton film.
"film akan dimulai 5 menit lagi..masih mau nonton?"
"ah,sorry! tentu saja!!"
"lain kali kalau kau terlambat, kau ku pecat!"
umpat Mr. Yoshiki, pemilik bioskop tempat hiro bekerja. pria itu kini berada didepan hiro yang berulang kali menunduk dan meminta maaf, yoshiki menatap sebal ke arahnya.
"dan coba lihat penampilanmu!kenapa bajumu basah semua?"
"ano...tadi saya tidak sengaja bertubrukan dengan seseorang.."
menggelengkan kepala kesal, yoshiki segera keluar dari ruangan ganti pegawai.
"cepat ganti seragammu..."
hiro menghela nafas lega, dia bersyukur karena kali ini boss nya berbaik hati memberikan kesempatan untuk bekerja dibioskop ini. hiro harus bekerja demi mengobati sakit sang ibu.
menyemangati dirinya sendiri dengan tersenyum di depan kaca diruangan pegawai, hiro memutuskan untuk pergi keruangan dimana para pegawai bisa meminjam seragam...
"huwaaaa...film nya seru!"
teriak myu kesenangan. akhirnya film-yang bagi izmu itu membosankan- selesai juga. wajah sumringah myu yang keluar dari bioskop itu membuat izmu tenang. setidaknya dia tak kan mengulah minta ini dan itu karena saat ini perasaannya sedang bagus.
myu dan izmu berjalan melewati loket pembelian tiket dan tiba-tiba saja myu berhenti mendadak.
"sssssh...."
tiba-tiba matanya menjadi semerah darah melihat penjaga loket penjualan tiket film itu. lelaki itu adalah lelaki yang menabraknya tadi.
myu berpikir sejenak,untuk apa dia menjadi semarah itu?
apa yang ada di pikirannya?
dia memandang laki-laki yang sedang bekerja dengan serius itu intens.
dia putih pucat.. bola matanya berbeda dari manusia biasanya..
"itu hanya perasaanku.."
myu menggelengkan kepalanya. dia tidak ingin berpikir lebih jauh ketika pertama kali dia melihat seseorang.
Chocoretto Gakuen
riuh ricuh suara siswa Chocoretto gakuen-tempat para vampire bangsawan bersekolah- ketika dua orang pemuda tampan lewat dikoridor sekolah. sepertinya menjadi hal yang sangat istimewa jika dua orang yang benar-benar menjadi idola disekolah vampire ini lewat dihadapan para murid lainnya.
sekolah chocoretto gakuen didirikan khusus untuk mendidik para vampire kelas bangsawan agar mempunyai ilmu dan tata krama yang baik layaknya seorang bangsawan vampire. sekolah khusus ini tidak diperkenankan untuk para vampire kelas bawah yang selalu membuat keonaran karena -menurut mereka- kurang mendapatkan ilmu tata krama oleh keluarganya sendiri.
pada kenyataannya, itu disebabkan karena tekanan batin yang diberikan oleh para bangsawan ini karena adanya diskriminasi sosial.
"psst..lihat,ketua osis Sai dan wakil ketua osis kuran.."
bisik salah satu dari siswa wanita di koridor sekolah. kedua pemuda yang ternyata adalah ketua osis dan wakil ketua osis sekolah sedang berjalan menuju kantor kepala sekolah.
tiba-tiba, salah satu dari kedua pemuda itu- yang wajahnya terlihat manis,dengan rambut berwarna coklat- berhenti dan menatap kedua wanita itu.
"kau memakai rok sekolah terlalu pendek.."
ujarnya kepada salah satu wanita yang berbisik kepadanya itu.
"akan ku kurangi nilaimu 10 poin jika besok kau tidak menggantinya dengan yang baru.."
"ba...baik wakil ketua osis, munade.."
pria-yang bernama munade- tersenyum manis kepada wanita itu. ia terkenal dengan peraturan-peraturannya yang ketat, berbeda dengan sang ketua osis yang kelihatannya lebih santai dibandingkan dia.
"sudahlah tidak usah terlalu formal.. ayo kita masuk.."
ujar sang ketua osis bernama sai.
tok..tok..
suara ketukan pintu terdengar dari dalam ruangan kepala sekolah yang terlihat sangat mewah, sang kepala sekolah chocoretto gakuen yang tak tampak menua itupun tersenyum.
"masuk"
"selamat malam, Headmaster Gackt.."
kepala sekolah itu tersenyum riang menatap sai.
"anakku,tidak usah terlalu formal begitu..."
"ayolah ayah...ini disekolah,sebaiknya aku menjaga sikapku.."
gackt tersenyum dan menganggukkan kepalanya riang. sejurus kemudian mata hijaunya menatap kedua pemuda yang ada dihadapannya ini dengan tatapan serius.
"aku punya misi untuk kalian... sepertinya kalian harus ke dunia manusia untuk menjemput myu-sama.."
"ee?? "
sai kaget, kenapa tiba-tiba ia bisa mendapatkan misi menjemput sang putra mahkota yang hobinya 'keluyuran' itu. namun wajah munade tidak menunjukkan kekagetannya.
"baiklah headmaster..kami akan segera menjemputnya.."
"sebenarnya kalian tidak hanya menjemput myu-sama.. aku menemukan seorang vampire immortal didunia manusia yang sepertinya ada hubungannya dengan kerajaan.."
===================================================================
"sekarang kita mau kemana lagi?"
izmu, menggotong banyak sekali barang belanjaan menatap kesal kearah myu yang masih saja tersenyum lebar memilih ini dan itu. menghentakkan kakinya,myu menatap myu dengan pandangan marah.
"aku masih ingin belanja..kenapa kau kelihatan tidak suka seperti itu...?"
"maafkan aku.."
myu menggerutu kecil dan meneruskan perjalanannya. hari sudah semakin malam namun tak membuat myu mengurungkan niatnya untuk berbelanja.
"sudah waktunya kita pulang,yangmulia.."
"ee??? cepat sekali.."
izmu melirik jam tangannya sekilas dan tersenyum penuh kemenangan.
"sudah hampir malam,kita harus segera ke kastil sebelum yang mulia raja pulang.."
membulatkan matanya panik,myu mendadak seperti orang kesurupan. dia berlari kesana sini,merasa panik.
"bagaimana ini??apa yang harus ku lakukan??"
"kita keluar dari sini dan segera pulang ke Chocoretto dengan kereta express..."
menarik lengan izmu keluar dari pusat perbelanjaan sambil berlari kecil, myu berharap agar dia tidak terlambat. sebab menggunakan kekuatan vampire untuk pergi ke chocoretto sama dengan mati. semua vampire akan menyadari keberadaannya karena ia menggunakan kekuatannya.
tersentak, dia merasakan ada dua vampire yang sedang menuju ke arah tempatnya berada saat ini.
"pasti daddy atau kepala sekolah stress itu menyuruh 'antek-antek' nya menjemputku lagi!"
gerutunya sebal, kemudian dia merasakan hawa keberadaan yang lain
"izmu...aku merasakan adanya vampire lain.."
myu dan izmu berhenti disebuah jalan sempit ketika memperhatikan seorang gadis yang dikepung beberapa orang pemuda yang sepertinya berniat buruk terhadapnya.
myu dan izmu melirik sekilas kearah wanita itu dan buru-buru berjalan menjauhinya- myu tak suka jika harus mencampuri urusan manusia seperti itu-
"siapa saja tolong aku!"
teriaknya. sepertinya beberapa pemuda itu mencoba untuk mengambil sesuatu darinya atau berniat memperkosanya. namun hati myu tak tergerak,dia lebih membayangkan wajah seram ayahnya yang sudah menunggunya di istana dibandingkan dengan penderitaan gadis itu.
"tolong aku!!"
derap langkah kaki seorang pemuda yang sepertinya dikenal myu membuat langkahnya terhenti, sepertinya dia mengenal langkah kaki orang ini. menoleh kebelakang,ia disuguhkan dengan pandangan ketiga pemuda yang melakukan tindakan kriminal dengan seorang pemuda didepannya.
pria yang tadi bertubrukan dengan myu!
"lepaskan dia..!"
teriak pria tampan itu.
"urusan apa denganmu?"
"aku benci orang yang menyakiti wanita.."
umpat pria yang ternyata hiro itu sambil memandang tajam kearah tiga pemuda tadi.
"kau kuberi kesempatan dalam hitungan tiga detik lari.. atau kau akan mati ditanganku..!"
teriak salah satu dari ketiga pemuda berandalan itu, hiro tersenyum meremehkan.
"lepaskan kataku.."
sebuah tongkat besi diayunkan kearah hiro,dan dia menangkapnya. bahkan meremasnya hingga menjadi serpihan besi kecil yang membuatnya tersenyum sinis.
hiro mendadak berubah, entah apa yang merasuki pikirannya tapi dia kini berubah. tidak seperti hiro yang biasa dikenali,pemuda ceria yang cekatan dalam bekerja. sekarang hiro berubah,dengan mata semerah darah dan juga kedua taring yang menyembul dari kedua giginya, dia tersenyum kepada ketiga pemuda itu.
"vam..."
"vampire.."
sambungnya sambil tersenyum,sepertinya hiro mempunyai satu sisi lagi didalam dirinya yang tak disadarinya. satu sisi didalam dirinya... seorang vampire.. hiro saat ini berwajah sepucat kapas, cahaya dari wajahnya terpantul oleh sinar rembulan,seolah kedua taringnya adalah pedang tajam yang siap menembus apapun yang menghalangi jalannya.. mengertakkan kedua tangannya. kukunya menyembul seolah-olah besi tajam yang menari-nari mengikuti gerak jarinya. langkahnya ringan berlari menuju mangsanya,dengan kecepatan kilat salah seorang dari pemuda itu ambruk ditangannya dengan wajah pucat kehabisan darah. hiro tersenyum lagi, darah mengalir keluar dari sela-sela bibirnya. kedua pemuda lainnya berjalan mundur dengan langkah ketakutan, namun tak dibiarkan begitu saja olehnya.
dalam sekejap saja dua orang tadipun menyusul temannya. mereka mati..
rasanya myu tak percaya, orang yang sedang ia lihat sekarang sama sepertinya. seorang vampire,
namun lamunannya berhenti ketika ia mendengar suara sirine polisi.
"izmu,amankan gadis itu!"
jeritnya. dengan satu tangannya ia menarik hiro yang sepertinya kembali kepada dirinya semula itu menjauh dari tempat itu.
===================================================================
maka disinilah mereka sekarang,dihutan terlarang tempat terdekat menuju kerajaan chocoretto. myu melipat tangannya,memandang tajam kearah hiro dengan baju berlumuran darah dan tertidur itu- setelah sebelumnya berhasil menghapus ingatan gadis malang tadi dan membiarkannya tertidur didekat pos polisi.
"dia vampire.."
"un...kau benar,tapi jantungnya berdetak.."
myu menatap hiro keheranan,sepertinya sesuatu membuatnya merasa kalau ia dan hiro mempunyai ikatan.
"immortal..mungkin saja.."
myu mengangguk mengiyakan pendapat izmu. tiba-tiba saja dua makhluk tampan yang ternyata vampire sahabat mereka- munade dan sai- datang menghampiri mereka.
"aku mencium darah.."
"ada apa ini?"
berondongan pertanyaan mulai mereka lancarkan ketika melihat seorang pemuda tertidur dengan kemeja berlumuran darah dan wajah yang pucat.
"hey,siapa dia?"
munade dan sai memandang satu persatu wajah myu dan izmu. seolah menuntut pertanyaan dari mereka tentang apa yang telah terjadi saat ini dan siapa pemuda yang ada dihadapan mereka ini.
"err...aku bisa menjelaskan.."
ujar myu menatap takut kedua pemuda 'penjaganya' itu.
"dia sepertinya vampire immortal yang kehilangan ingatannya.. tadi dia menyerang tiga orang pemuda dan aku memutuskan membawanya kesini.. "
"membunuh?"
baru saja munade ingin menanyakan banyak hal lagi kepada myu, hiro mengerjapkan matanya. dia terbangun dan mendapati dirinya yang berlumuran darah kering. membelalakkan matanya hiro mengatupkan kedua tangannya diwajahnya.
"aku melakukannya lagi....aku membunuh lagi...!"
ke empat pemuda itu menatap hiro dengan pandangan khawatir, sepertinya ia benar-benar tak tau apa yang baru saja dilakukannya.
"chotto....!"
"jangan mendekat,aku seorang pembunuh!"
jeritnya pilu. hiro mundur teratur dari ke empat pemuda itu, menatap mereka dengan pandangan ngeri.
"tenanglah...kau aman bersama kami..."
ujar myu
"jangan mendekat!atau bisa-bisa aku akan membunuh kalian...!"
teriak hiro ketakutan. dia terjatuh,duduk dan memeluk lututnya dengan kedua tangannya. sepertinya frustasi menyerangnya.
"aku selalu seperti ini... aku tiba-tiba hilang kendali dan bisa membunuh siapa saja! jangan dekati aku!!"
"tenang..kau tidak akan melakukan apapun terhadap kami..."
munade mengulurkan tangannya kepada hiro, hiro menepisnya.
"tau apa kau?! kau tidak pernah merasakan menjadi seorang pembunuh..!kau tidak pernah tau rasanya jadi aku...!"
tersenyum penuh pengertian munade mendekatinya dan mengulurkan tangannya sekali lagi.
"kami tau rasanya... kamipun berada di posisi yang sama denganmu..."
hiro membelalakkan matanya, sesuatu yang tak pernah ia sadari sebelumnya, sesuatu yang di anggapnya hanya berada di sebuah novel dan film tentang legenda makhluk penghisap darah. sesuatu yang ia anggap bodoh dan hanya orang bodoh yang mempercayai legenda itu ternyata benar. pria 'manis' dihadapannya ini memiliki kedua taring yang menyembul di gigi atasnya.
taring yang sepertinya tajam yang siap menusuk orang siapa saja.
"kau....vampire?"
"kami semua adalah vampire kecuali izmu, dan...kau adalah makhluk immortal..kau sama seperti kami.."
masih belum percaya dan menganggap ini semua hanyalah bagian dari mimpi belaka, hiro hanya diam dan menatap ke empat pemuda dihadapannya itu keheranan.
apa yang membuatnya tersesat begitu jauh hingga kesini?
dan hiro harus bisa menerima,jika sebentar lagi hidupnya akan tersesat lebih dalam lagi....
TBC