CHOCORETTO at Reverb nation


Sunday, December 04, 2011

Birthday of Darkness

Birthday of Darkness

Author : Kafudo Kei (Sai no ... *ngarep XDa*)
Chapter : Oneshot
Fandom : Chocoretto and me *narsis* XDa
Pairing : none
Rating : PG-15
Genre : Angst
Disclaimer : The story line is mine, and the chocoretto belongs to chocoheroes ^w^/
a/n : Akhirnya saya kembali lagi >w
setelah lama hiatus dari dunia perfanfican, saya kembali dengan fic bday khusus buat memba choco kesayangan saya *hugs* *ditabok*
akhir-akhir ini saya merasa 'jenuh' sama fanfic. Mo baca aja males, makanya banyak banget daftar fic yang harus dibaca T.Ta. Buat temen2 yang udah ngetagin ffnya ke saya n belum saya coment, gomen, bukannya saya Silent Reader, tapi saya emang belum baca ff-ff kalian jadi saya belum coment >
oia, sebenernya ultah Sai kun tuh tanggal 3 kemarin. Tapi berhubung saya baru dapet wangsitnya hari ini dan langsung selese hari ini juga *eeaa*, jadinya baru bisa dipost sekarang. Gomen telat m(_ _)m
saa, Otanjoubi Omedeto Sai Chocoretto! Wish you all the best and your wishes come true. I hope you'll be glad with this *seneng apanya? Angst gitu ==a*
well, enjoy minna >.^/
Dinginnya malam beradu dengan langkah cepat yang menciptakan desauan angin lembut. Di tengah kegelapan malam yang pekat, tanpa setitikpun sinar bintang yang tampak, pria itu terus menciptakan desir-desir angin yang menyapu helai rambut hitamnya. Jubah hitamnya berkibar-kibar, menebar aroma kematian yang tak berbekas. Sebuah menara tinggi dengan jam raksasa sebagai puncaknya menjadi tempat berlandas pria itu. Secara perlahan ia langkahkan ujung sepatunya ke lantai kayu bangunan tua itu. menyisir sedikit helai rambutnya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Perlahan dan ragu, ia berjalan ke tepi, dibalik kaca tebal yang menjadi pelindung jam raksasa itu. Penglihatannya yang tajam menatap kosong ke arah sebuah jendela yang masih bersinar terang diantara redupnya kota yang sudah "tidur" itu. Suara tawa yang bahagia dan hangat tertangkap jelas di indera pendengarannya. Matanya masih menatap kosong, pikirannya berusaha mencerna sesuatu yang belum pernah bisa dipahaminya
[111 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk hidup. Akan terasa singkat jika kau mengisinya dengan tawa, kebahagiaan, kehangatan, dan..cinta. Tapi jika kau hidup dalam kesendirian yang abadi? Dalam keabadian yang hampa? Bukankah itu akan membuat hatimu mati dan perasaanmu beku? Kata 'sendiri' akan selalu menjadi temanmu dan kata 'hampa' akan menjadi inisialmu. Bukankah itu menyedihkan?]
"terima kasih mama"
suara kecil yang riang itu tertangkap jelas di indera pendengarannya, menembus gendang telinga menuju ke saraf otak dan otot mata. Matanya terus fokus melihat sebuah pesta kecil di tengah malam yang diadakan oleh sebuah keluarga. Sepertinya itu pesta kejutan untuk seorang gadis mungil yang kini wajahnya penuh dengan krim putih dari kue tartnya. Gadis mungil itu tertawa riang, membuka kotak-kotak dengan bungkus berwarna-warni yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Pria itu memejamkan mata
"Kau membuatku kaget, Hiro-sama"
seorang pria lain yang baru saja melangkahkan kakinya tersenyum kecil dan mengibaskan rambut yang sedikit menghalangi pandangan. Hiro berjalan mantap ke arah pria itu dan berdiri di sampingnya
"Kaget? Bagaimana bisa kau kaget kalau kau sudah tau kedatanganku, Sai"
Sai, nama vampire knight itu, kembali memandang pesta kecil yang menarik perhatiannya sejak tadi. Melihat Sai yang hanya membisu seperti itu, Hiro pun ikut melihat ke arah pandangan mata Sai
"Apa yang kau risaukan?"
"apa yang sedang mereka lakukan?" tanpa melihat ke arah Hiro, Sai malah melemparkan pertanyaan lain tanpa menjawab pertanyaan Hiro
"Itu, pesta ulang tahun. Kau tidak tahu?"
"Tidak. Untuk apa mereka melakukan hal itu?" Sai agaknya sedikit tertarik. Hiro mengernyit heran, tapi kemudian menjawab pertanyaan Sai lagi
"Ketika tiba di tanggal dan bulan kau lahir, maka usiamu bertambah. Dan bangsa manusia biasanya merayakan hal bodoh itu dengan pesta, kue, dan lilin. Mereka meniup lilin yang diletakkan di atas kue setelah mengucapkan keinginannya di dalam hati. Setelah itu, mereka bertepuk tangan. Konyol"
Hiro tersenyum sinis sambil menyudahi penjelasannya, terus menatap ke arah jendela 'bersinar' itu.
"Kita tidak merayakannya?" Sai bertanya polos
mendengar hal itu, Hiro langsung tertawa terbahak sambil memegangi perutnya. 5 menit lamanya ia tertawa keras sampai-sampai air matanya keluar. Ia baru menyudahi tawanya setelah Sai memalingkan wajah dan mengeluarkan aura membunuh yang dahsyat
"Haha..tenang sai, jangan marah seperti itu. Malam ini bukan jadwal kita untuk berburu. Aku hanya heran kau menanyakan pertanyaan bodoh seperti itu. Memangnya kau manusia rendahan?"
Sai berbalik dan bersandar di dinding, menatap ke arah Hiro yang masih sedikit menahan tawa.
"Tapi bukankah itu menyenangkan? Rasanya hangat ketika melihat cahaya lilin dan wajah bahagia gadis kecil itu"
Secepat kilat Hiro menghantam wajah Sai dengan sangat keras hingga vampire knight itu terjatuh ke lantai. Pipi kirinya retak, membentuk cekungan ke dalam akibat kerasnya pukulan Hiro
"Sejak kapan ada kata 'menyenangkan' dalam kamus vampire? Ingat, kau ini Vampire Knight, Sai! Hatimu mati, perasaanmu beku. Bagaimana bisa kau bilang merasakan kehangatan ketika melihat pesta konyol itu?"
Wajah Hiro tampak merah padam. Jelas sekali kalau Lord Vampire itu sedang sangat marah. Tangannya mengepal dan bergetar, menahan gejolak amarah yang masih ingin dilampiaskannya. Sai bangkit dan memulihkan cekungan di wajahnya. Rasa sakit pasti sangat terasa walaupun ia adalah seorang vampire, vampire knight lebih tepatnya
"Maafkan aku, Hiro-sama" katanya sambil membungkuk
Hiro mendengus dan menepuk kepala Sai yang sedang membungkuk "Jangan pernah mengatakan hal konyol itu lagi di depanku. Kau adalah vampire knight kebanggaanku, tunjukkan sikapmu sebagai vampire knight. Vampire adalah makhluk yang paling sempurna. Ia abadi dan kuat. Tapi kau juga harus menerima konsekuensi di balik kesempurnaan dan keabadian itu. Hatimu mati, perasaanmu beku. Yang ada hanyalah kehampaan yang akan selalu menjadi temanmu. Camkan itu"
Hiro berjalan menjauh dari Sai, melompat ke jendela dan berdiri menantang dinginnya angin malam
"Ayo, kita kembali ke kastil. Aku tidak mau kau menjadi lembek seperti itu. Jangan kecewakan aku"
Sai menurut. Sebagai vampire ciptaan Hiro, tentu ia tak bisa membantah apa kata-kata dari Lord-nya. Ia berjalan mendekati Hiro. Ekor matanya sempat melirik ke arah gadis mungil yang kini sedang bernyanyi bersama ibunya
"Baiklah kalau begitu" Hiro sepertinya mengetahui apa yang Sai lihat, dan wajahnya menunjukkan wajah tak suka
"Besok kita berburu. Dan aku sudah menemukan target untuk perburuan kita besok malam"
Sai sedikit terkejut. Perasaannya yang beku entah kenapa menjadi sedikit was-was
"Baiklah Hiro-sama. Dimana kita akan berburu?"
Hiro turun dari jendela dan melangkah kembali menuju tempatnya bertemu dengan Sai tadi, di belakang kaca besar yang menjadi pelindung jam raksasa yang masih berfungsi itu. Pandangannya lurus, jarinya menunjuk ke arah sebuah jendela yang menjadi pemandangan mereka sejak tadi
"Keluarga itu. Besok kita akan membantai mereka"
Sai terkesiap mendengar kata-kata Hiro. Matanya terbelalak memandang Hiro yang sedang mengamati calon mangsanya dengan mata berkilat-kilat
"Keluarga itu?" tanya sai, menelan ludah
"Ya, kenapa? Kau keberatan?" Hiro tersenyum sinis tanpa mengalihkan perhatiannya dari jendela terang itu
"Ti-tidak Hiro-sama"
"Sepertinya kau masih harus belajar untuk menjadi vampire yang tangguh, Sai. Kau masih lembek. Maka dari itu kau harus memusnahkan apa saja yang bisa membuatmu menjadi lembek, seperti keluarga itu"
Sai hanya terdiam
"Sepertinya manusia pemburu vampire memang sedikit berbeda dengan manusia biasa. Hanya dengan kegiatannya saja bisa membuat seorang vampire knight kesayanganku menjadi lemah"
"Maksudmu, Hiro-sama?" Sai tidak mengerti
"Asal kau tahu, Sai. Mereka-keluarga yang menyedihkan itu- adalah keluarga vampire slayer. Assh...aku tak sabar ingin merasakan darah seorang wanita vampire slayer sekali lagi. Kau belum pernah merasakannya kan, Sai?"
Sai menggeleng pelan
"Setelah dipikir-pikir, hari ini adalah hari dimana aku menciptakanmu. Ah, anggap saja kau sedang berulang tahun hari ini, jika kau ingin disamakan dengan manusia rendahan itu. Karena aku sedang berbaik hati, maka aku akan menghadiahkan gadis kecil itu untukmu"
Sekali lagi Sai terkesiap "a-apa Hiro-sama?"
"Siapkan mentalmu untuk besok. Ingat, kau harus menjadi vampire knight yang tangguh. Jangan kecewakan aku"
Hiro berjalan menjauhi Sai dan memelompat keluar melalui jendela di seberang kaca jam raksasa, meninggalkan Sai sendiri yang kembali termenung dan lagi-lagi memandang ke arah jendela yang kini mulai meredup
Sayup-sayup terdengar nyanyian kecil. Dengan ingatannya yang tajam, Sai meniru lagu yang tadi didengarnya ketika melihat pesta ulang tahun kecil untuk seorang gadis vampire slayer. Matanya terus menatap ke jendela yang sudah 'mati' itu
"Happy birthday to Sai....Happy birthday to me"
owari
a/n : yeay...mou ichido, otanjoubi omedeto Sai kun ^w^/
maaf ya, kei ga bisa ngasih apa-apa. Cuma doa dan fanfic (abal) ini.
Dan buat yang baca, coments are loved X3
jangan lupa coment ya kalo udah baca. Sankyuu >w

Sunday, November 20, 2011

IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (CHAPTER 5)

IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (CHAPTER 5)

author : Ichijou yuuga

cast : Chocoretto,versailles,alice nine,vampire knight chara
rat : PG 13
genre : adventure,Mystery
disclaimer : Chocoretto is not my own,vampire knight,alice nine,gazette,gackt,versailess is not my own too,but this story is MINE.



Dunia baru bagi seorang vampire pendatang baru..


"jelaskan padaku tentang sekolah ini.."
tanya hiro kepada munade-sang wakil ketua osis- yang sedang sibuk berkeliling sambil membaca sebuah novel ditangannya. menoleh sebentar kearah hiro yang sedang sibuk mengamati castil yang sebenarnya adalah sekolah para vampire itu, munade berdehem pelan.
"bagian mana yang akan ku jelaskan?"
tanya nya singkat. hiro mencibirkan bibirnya,baru saja dia berpikir bahwa munade orang yang sangat ramah,ternyata pria cantik ini punya sisi lain dari dirinya ketika dia sudah memegang sebuah buku.
ini hari pertama hiro di crescent gakuen. dia dikirim aoi-raja vampire- sekolah disini untuk melatih kemampuan vampirenya serta mengendalikan naluri 'pembunuh' yang ada di dalam dirinya.
hari pertama yang benar-benar menegangkan sepertinya. baru saja dia memasuki gerbang crescent gakuen bersama munade- sang wakil ketua osis sangar yang sibuk dengan novelnya- yang sedari tadi hanya terpaku dengan novelnya dan suasana begitu hening.
"bisakah kau menjelaskan padaku seluruh isi dari crescent?"
mengernyitkan dahinya kesal,munade menutup novel tebalnya. menyimpankannya didalam tasnya dan menarik hiro ikut dengannya,berkeliling.
"jadi kau berapa bersaudara dikeluargamu?"
tanya hiro lagi-memecah keheningan yang diciptakan munade-.
munade menoleh kearah hiro dengan raut wajah heran,namun senyum mengembang dari wajahnya.
"tiga bersaudara..aku,kakakku dan adik perempuanku.."
"benarkah?"
Setelah ber’o’ ria dengan penjelasan munade barusan,sepertinya hiro berpikir jika mengalihkan pembicaraan adalah ide yang tidak buruk saat ini
“hey,novel apa yang kau baca itu?”
Tanya nya memperhatikan novel yang sedang dipegang oleh munade.
“ah..ini karya R.L.STINE.. fear street.. aku suka novel ini..benar-benar menggambarkan kutukan yang turun temurun..”
Jelasnya singkat dan melanjutkan membaca sambil melanjutkan perjalanan hiro hanya menggelengkan kepalanya kesal..
Munade dan Hiro berjalan melewati koridor yang menghubungkan castle crescent dan asrama revenant tempat peristirahatan para vampire disiang hari ketika tidak ada kegiatan belajar dan mengajar. Disaat itu pula mereka berpapasan dengan sesosok makhluk imut dan ‘bodyguardnya’ yang menatap mereka berdua dengan tatapan aneh. Tepatnya myu dan izmu.
Myu menatap hiro dengan pandangan mata tidak bersahabat. Matanya mengilat memancarkan kebencian yang mendalam terhadap ‘saudara’ tirinya itu.
“sedang apa kau disini?”
Tanya nya sarkatis dan langsung pada inti pembicaraan
“bisa kuluruskan,putra mahkota..dia dikirim oleh yang mulia raja untuk belajar disini..”
“tutup mulutmu,aku tidak sedang berbicara kepadamu..tuan penasehat..”
Ujar myu penuh penekanan. Munade hanya tersenyum dan menaikkan bahunya.
“terserah kau ini putra siapa..yang jelas keberadaanmu disini hanyalah sebuah malapetaka..”
Bisik myu kepada hiro yang hanya menatapnya dengan aura yang hampir sama
“aku kira kita masih punya waktu untuk meluruskan masalah ini ya putra mahkota..
Dengar,aku tidak berada dibawah perintahmu.. jadi apapun yang kulakukan,dikirim kemanapun aku..itu bukan urusanmu..”
Desis hiro penuh penekanan. Myu membelalakkan matanya dan memperhatikan punggung hiro yang sudah berjalan mendahuluinya menyusul munade.
“aku benci anak itu..”
Umpatnya kesal sambil menggigit bibirnya sendiri dengan taring miliknya..
“bagaimana bisa aku punya hubungan saudara dengan orang semenyebalkan dia?”
Umpat hiro kesal, menyingsingkan lengan kemejanya keatas dan menghirup udara malam dikota vampire ini dalam-dalam. Keadaan disini tak membuatnya merasa nyaman.
“itu takdir..”
Ujar sai dengan wajah ‘mengejek’ yang dimaksudnya untuk mencairkan suasana.
“tidak lucu,bodoh..”
Sambut hiro memberikan tatapan ‘death glare’ kepada sai yang disambut dengan tanda peace ditangan nya.
“sebenarnya apa yang dia pikirkan…?kenapa dia begitu dingin padaku..”
“dia hanya merasa belum bisa menyesuaikan diri dengan mu,dan kehidupanmu..”
Menatap munade dan sai bergantian,hiro menunjuk dirinya dengan telunjuknya sendiri.
“aku?kehidupanku?bagian mana dari kehidupanku yang istimewa?”
“kau punya kasih sayang yang sangat banyak disekelilingmu,khususnya ibumu..
Dia tak mendapatkan hal yang seperti itu didalam kehidupannya..”
sai memulai ceritanya tentang myu. Orang yang sudah dikenalnya sedari kecil. Munade dan sai adalah dua orang anak bangsawan yang tumbuh kembang bersama sang putra mahkota kecil.
“ibunya ada dimana?”
“jika kau tanyakan hal ini kepadanya,kau akan dibunuhnya..mommynya,yah..begitulah dia memanggilnya, ada didasar castle istana ini..”
Masih penuh mistery,penjelasan sai benar-benar membuat orang penasaran. Hiro dengan pandangan antusias mendengarkan pembicaraan sai.
“dasar castle?ruang bawah tanah?sedang apa dia disana?”
“dia gila… sehingga dia harus dikurung didalam jeruji besi itu..mungkin untuk selamanya..
penyebabnya sangat dramatis.. dia berselingkuh dengan seorang vampire bangsawan lainnya dari kerajaan Pilharmonic quinted bernama kamijou..kamijou adalah kekasihnya sebelum dia dijodohkan dengan paksa bersama yang mulia aoi…ketika mengandung myu,permaisuri hizaki dan kamijou dipaksa berpisah.. kamijou dibunuh.. dadanya ditancapkan pasak besi dan kini dia terbaring disebuah coffin yang disimpan didalam kerajaan dan hanya segelintir orang saja yang tau dimana keberadaan coffin itu..hizaki-hime juga ingin menyusulnya..namun hal itu dicegah pihak kerajaan karena kehamilannya..
Sejak saat itulah dia menganggap..keberadaan janin yang dikandungnya itu adalah sebuah penghalang cinta baginya dan kamijou… Karena itu, hizaki-hime begitu membenci myu…seberapa sayangnya myu kepadanya..dia tak pernah peduli..dia tetap memandang myu penuh dengan kebencian..”
“mom…”
panggil myu. dia tersenyum lebar dihadapan hizaki diruangan sempit ruang bawah tanah tempat hizaki berada saat ini,sementara izmu hanya berdiri dibelakangnya,menatap pertemuan ibu dan anak ini dengan pandangan datar. hizaki Menatap anaknya dengan pandangan sarkartis-seperti biasa-
“mau apa datang kesini?ingin menertawakan ketidak berdayaanku,begitu kan?”
“kenapa mommy bicara seperti itu..aku bawakan sesuatu..”
myu mengulurkan selimut tebal kearah ibunya.
“buang saja,aku tidak butuh…”
“jangan seperti itu,nanti bisa sakit..”
“PERGI SANA!AKU TIDAK BUTUH!”
Terkejut,myu menjatuh kan selimut tebalnya dan menatap ibunya dengan mata yang berkaca-kaca.
“benarkah ibu yang telah melahirkanku adalah kamu?kenapa mommy memperlakukanku seperti ini..”
“karena melahirkanmu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku…karena kau aku terkurung disini..itu karena mu,myu..karena mu!”
Masih menatap ibunya dengan pandangan mata yang berkaca-kaca, myu menundukkan kepalanya.
“apa yang bisa kulakukan untukmu,agar kau berhenti membenciku,mom…?”
Karena pernyataan myu barusan,hizaki mendapatkan sebuah ide brilliant diotak nya.
Ide yang kejam yang bisa membuatnya terbebas dari jeruji ini..
Dan kembali bersama kamijou..
Ya,
Kamijou..
“kau sayang mommy?”
myu menganggukkan kepalanya
“kalau begitu Bantu mommy keluar dari sini sayang, mereka…kerajaan yang menyebabkan mommy seperti ini..dan kau harus membenci mereka..
Benci mereka hingga kedasar hatimu..
Benci mereka dan buat mereka menyesal telah mengurung ibumu disini,sayang..





Lakukan apapun untuk mommy..
buktikan kalau kau mencintaiku, ibumu..
Setelah aku keluar dari sini,kau akan tau betapa besar kasih sayangku kepadamu..”
Seolah-olah myu telah dirasuki oleh kekuatan iblis..
Atau karena terlalu besar keinginannya untuk mendapatkan kasih sayang seorang ibu,dia menjadi gelap mata.
Menatap ibunya sambil tersenyum manis, myu mengangguk paham.
“wakatteiru,mommy..”




Mempercepat langkahnya menuju myu yang sedang berjalan mengitari kamarnya sendiri sambil memikirkan rencana pertamanya menghancurkan kerajaan,izmu menarik bahu myu dan menatapnya dengan pandangan serius.
“katakan kalau semua ini bohong…rencana bodohmu untuk menghancurkan kerajaan..”
“bohong?ini memang rencanaku..”
Menggoncang-goncangkan tubuh myu kedepan dan belakang,izmu masih tidak percaya bahwa ‘tuan’ nya akan melakukan tindakan sebodoh itu untuk mendapatkan kasih sayang seorang ibu
“kau hanya diperalat!dia melakukan semua itu agar bisa keluar dari sana dan menghancurkan kerajaan ini untuk kembali kepada kekasihnya,bukan untuk bersama mu..!apa kau tidak memikirkan siapa orang yang sudah merawatmu?ayahmu?teman-temanmu?”
“haaaa…itu urusanmu?dengar, mereka kan sudah punya penggantiku..yang lebih hebat,lebih kuat dari ku.. jadi untuk apa lagi aku disini?hanya untuk menyaksikan bagaimana kasih sayang mereka semua kepada hiro?kalau kau tidak suka..kau pergi saja bersama mereka,biar aku sendiri yang….”
Plak!.
Suara tamparan yang lumayan keras menggema di kamar milik sang putra mahkota,myu.
Dan yang melakukan hal itu adalah orang yang selama ini menjaganya dengan baik. Butlernya sendiri,izmu.
“kau..memukulku..izmu…”
ujar myu geram,menggertakkan giginya,taringnya menyembul dari keluar,izmu mengeluarkan sesuatu dari jasnya.
Sebuah pistol pembasmi vampire,miliknya dulu.
Myu membelalakkan matanya.
“lakukan,lakukan itu dan kau akan selesai ditanganku,myu…”
“kau akan membunuhku?”
myu menatap izmu dengan pandangan sendu nya. Pandangan yang selalu bisa membuat izmu menyerah.
“jika kau bertindak sesuai keinginan ibumu..aku akan membunuhmu..”
“dan membuatmu sendirian lagi,izmu?”
izmu tercekat.
Myu semakin maju kehadapannya
“kau akan sendirian.. tak kan ada yang menemanimu.. kau sendirian,seperti ibuku..”
Myu semakin menatap izmu dengan pandangan memelasnya. Membuat izmu semakin enggan untuk menarik pelatuk itu.
“aku…aku hanya tak ingin kau menyesal pada akhirnya!”
“aku tau apa yang kulakukan..tenang saja..tidak apa,serahkan semuanya kepadaku..
Aku bisa menanganinya…”
Izmu mengangkat pistol itu,kali ini mengarahkannya tepat ke wajah myu
“dan kau melupakan segala kebaikan yang mulia raja dan juga penghuni istana hanya untuk permintaan perempuan itu?”
“dia ibuku!kau tidak tau rasanya menjadi seperti aku!”
Tanpa mengendurkan pegangannya pada pistol itu izmu menatap mata myu sekali lagi.
Tak ada kebohongan disana,dia bisa merasakan sakitnya menjadi myu..
Dia tau rasanya,
Menjadi myu itu sangat sulit.
Izmu menurunkan senjatanya,dia beranjak keluar.
“pikirkan lagi keputusan itu myu,pikirkan lah ayahmu yang sudah bersusah payah menyelamatkan kerajaan ini..”
Ujarnya beranjak pergi dari kamar myu dan membiarkan myu sendirian memikirkan jalan mana yang harus diambilnya.
Mata myu menerawang keatas langit-langit kamarnya, myu sedang berpikir keras.
Dia ingin menyelamatkan ibunya,dia ingin membuktikan kepada hizaki betapa sayangnya myu kepadanya. Hanya itu yang ada dibenaknya saat ini.
“myu ….”
Suara itu sayup terdengar olehnya, sekarang pikirannya menerawang jauh ke memory masa lampaunya..
Disaat tubuhnya masih sangat kecil..
Disaat pipi gembul manisnya masih menghiasinya..
Memory masa lampau yang kini kembali tergali dalam ingatannya..
FLASH BACK
“tuan muda,sebaiknya anda tidak berada disini saat ini..”
Usul kaname, menggendong myu pergi dari ruang pertemuan keluarga kerajaan
“kenapa kaname?apa yang terjadi..?”
Tanya myu dengan wajah polosnya. Kaname hanya tersenyum dan memeluk tubuh kecilnya.
“ibumu sebentar lagi…”
“LEPASKAN AKU!”
teriak seorang wanita yang saat ini sedang di tarik paksa oleh para pengawal istana. My menoleh,samar-samar dia melihat sosok wanita itu.
Dia adalah ibunya..
Ibu yang membencinya,ibu yang dia sayangi..
Hizaki, hizaki yang sedang di kawal dan di seret paksa oleh para pengawal ‘vampire’ istana.
“yang mulia, kami telah berhasil menangkap permaisuri yang mencoba untuk mencuri peti mati kamijou untuk dibangkitkan kembali..”
“baiklah..sekarang biarkan aku yang bicara dengannya…”
Pandangan mata aoi mengilat,rasanya dia akan mencabik hizaki saat ini jika ia lupa kalau hizakilah yang melahirkan anaknya,putra kesayangannya.
“kau…ingin berkhianat dan membangkitkan kekasih mu itu?”
Tanya aoi bernada sarkartis,hizaki hanya menatapnya dengan pandangan muak.
“karena hanya itu yang ku inginkan..”
“dan menghancurkan keluarga ini?”
hizaki tertawa puas
“lantas apa peduli ku?sejak awal aku tak ingin berada disini,bersama mu, dan melahirkan makhluk itu..aku tak pernah mencintaimu..”
“kau pikir aku mencintaimu?kau hanya berpikir hanya hidupmu yang hancur?picik sekali pikiranmu?sekarang kau akan bangkitkan dia dan membuat kesepakatan untuk menghancurkan kerajaan ini?kau berpikir aku sebodoh itu…?”
Aoi mencengkram kerah gaun yang dikenakan hizaki dan membisikkan sesuatu dengannya
“aku tak ingin mengotori tanganku dengan menyiksamu.. tapi perbuatanmu ini memang tak termaafkan,
Sebagai ganti dari kesalahan besarmu.. kau akan ku kurung diruang bawah tanah…
Seumur hidupmu..hizaki..”
Rasanya seperti melihat sebuah adegan film. Myu menyaksikan ibunya di seret paksa keruang bawah tanah. Ia segera melompat turun dan berlari mengejar ibunya. Dengan tangan kecilnya dia meraih gaun sang ibu dan memeluknya. Merasakan hangatnya dengan uraian air mata.
“jangan bawa mommy ku..!”
“pergi…!ini semua kesalahanmu,jika aku tak melahirkanmu aku takkan pernah berada ditempat ini,aku akan bahagia bersama kamijou..!”
seperti sebuah petir yang menyambarnya, myu terdiam di tempatnya berdiri saat ini. Menyaksikan ibunya di bawa pergi didepan matanya.
Ia menangisi nya..
Menangisi ibunya yang membencinya..
Mengutuk dirinya,
Karena kehadirannya lah maka ibunya bisa menjadi seperti ini..
Lalu kemudian, suara langkah kali perlahan menghampirinya. Memeluknya hangat.
“myu..”
“daddy…”
Aoi, dia memeluk myu erat. Membawanya ke gendongannya.
“kau masih punya daddy kan.. daddy menyayangimu…akan menyayangimu melebihi kasih sayang mommy manapun.. karena itu kau tidak boleh bersedih…”
Myu bangkit dari coffin kesayangannya.. rasa bersalah mulai meliputi hatinya.
Benar, sejak awal memang dia selalu bersama dengan ayahnya. Bukan ibunya yang selama ini memberikan kebahagiaan untuknya. Tetapi ayahnya sendiri.
Ayahnya yang menggantikan sang ibu yang membencinya.
“daddy…daddy..”
Panggilnya dengan berurai air mata. Dia berlari,menghambur keluar kamar dan melewati lorong-lorong istana yang sedikit redup cahayanya. Dia ingin memeluk ayahnya,
Memastikan sekali lagi kalau keputusan yang baru saja diambilnya untuk membebaskan hizaki adalah kesalahan besar.
Dia ingin bertemu dengan ayahnya dan meminta maaf untuk pikiran bodohnya..
Dia tau kalau ayahnya sangat menyayanginya..
Dan sekarang myu sampai di depan pintu singgasana ayahnya.
Entah apa yang membuatnya merasa tak sabar dan ingin sekali memeluk ayahnya sekarang..
Perlahan myu menarik nafasnya, mendorong pintu yang telah ribuan kali ia lewati itu dan dia akan menghambur kepelukan daddy tercintanya…
Kriiiiit…
Pintu itu terbuka..
“hiro,bagaimana pelajaranmu tadi?”
“aku sudah bisa berlatih untuk mengendalikan kekuatanku ayah,aku sudah mulai bisa berburu binatang buas bersama munade tadi!”
Tawa seseorang yang dia kenal menghentikan langkahnya.
Myu menghentikan langkahnya karena di dalam ruangan ini sudah ada yang lebih dulu menemui ayahnya,
Dan orang itu bukan dia..
“wah..kau cerdas hiro, mungkin suatu saat kau bisa menjadi pemimpin yang baik!”
Dia melihat daddy-nya sedang mengelus rambut orang lain dihadapannya.
Orang yang katanya kakak laki-lakinya..
Dan orang yang akan menggantikan kedudukkannya..
Orang yang sudah menggeser tempatnya.
Myu berjalan mundur, tanpa menutup pintunya lagi dia melangkah pelan menjauh dari ruangan itu.
Daddy tercintanya sudah menemukan orang baru..
Sudah menemukan pengganti dirinya yang baru..
“aku tidak dibutuhkan..”
bisiknya pelan, rasanya seolah-olah dia sedang ditimpa oleh batu yang beratnya ribuan ton.
Orang yang baru hitungan hari menjadi anggota keluarga kerajaan ini sekarang sudah merebut hati ayahnya.
Menggantikan dirinya yang sekarang tersisihkan..
“lantas,untuk apa lagi aku disini…?”
Myu melangkah kan kakinya dengan marah yang mengepul dikepalanya.
Bahkan lampu-lampu dinding mulai pecah ketika ia berjalan melewati lampu-lampu koridor istana.
Matanya mengilat marah.
Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah satu..
“mommy,I’m coming..for you..”
TBC
*AAAA…tsukareta..akhirnya udah chap 5 juga..
Yaa…chap berikut kayaknya udah mulai perang2an nih…*

Saturday, October 01, 2011

IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (CHAPTER 4)

IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (CHAPTER 4)
author : Ichijou Yuuga

cast : Chocoretto,Vampire knight chara,Alice nine,The Gazette,Gackt,my self(chara lain akan muncul) special guest : kohara kazamasa (shou alice9),hizaki and kamijou (versailles)
rat : PG 13
genre : adventure,Mystery
disclaimer : Chocoretto is not my own,vampire knight,alice nine,gazette,gackt,versailess is not my own too,but this story is MINE.
author's note : gomen kalau lama update ya...dan dichapter ini it's such little bit drama..so,enjoy it..maaf yang nggak si tag mungkin lupa saya nya...
song while writting : kanon wakeshima- still doll
Tokyo..
dan sebuah lorong sempit tempat takdir membawa hiro sampai ke 'dunia lain' yang kini bagaikan sebuah beban berat yang mengisi kepalanya.
vampire..
sepertinya kata-kata itu selama dua hari ini menjadi topik terhangat sepanjang hidup hiro.
rasanya makhluk penghisap darah yang hanya ada didalam novel dan film ini secara tiba-tiba terealisasikan menjadi wujud-wujud para vampire yang kini masuk kedalam hidupnya.
termasuk dia, Hiro..
" ini daerah rumahku.."
ujar hiro malas di ikuti oleh 'gerombolan' vampire yang masih dengan semangat melangkahkan kakinya di sepanjang jalanan menuju flat hiro.
"wah...!aku ingin melihat bagaimana biasanya manusia itu tinggal!"
pekik myu senang-rasanya barusan saja dia mengamuk dan begitu saja melupakan masalahnya-
"kampungan.."
celetuk hiro kesal tanpa mengalihkan pandangannya kearah jalan yang kini akan membawanya pulang.
"daddy!coba lihat...dia mengatakan kalau aku kampungan!"
myu menggoncang-goncangkan lengan sang ayah yang sepertinya sudah tidak sabar untuk segera tiba dirumah hiro.
"hentikan myu...jangan bertingkah seperti anak kecil.."
myu terdiam,sepertinya saat ini perhatian ayahnya sudah tak lagi sepenuhnya untuknya. myu tersenyum lebar.
"aku mengerti,daddy.."
bisiknya pelan dan menyembunyikan dirinya dibalik tubuh izmu.
membiarkan 'rombongan' vampirenya berjalan mendahuluinya.
menempelkan kedua tangannya dipunggung bodyguard setianya,dia tersenyum miris
"daddy akan segera melupakanku..persis sama seperti dia melupakan mommy..."
===================================================================
menarik napas panjang,hiro mencoba meyakinkan dirinya lagi.
benarkah langkah yang akan dia ambil. menolehkan wajahnya- memperhatikan 'tamu tak diundang' yang sedang menatapnya dengan wajah penasaran- hiro menghela nafasnya sekali lagi sebelum seseorang mendahuluinya dari dalam dengan membuka pintunya..
"HIRO niichan!"
pekik seorang pemuda berwajah cantik yang segera memeluknya dengan erat sampai hiro berteriak agar seseorang menyelamatkannya dari cengkraman pria ini.
"kazamasa!"
"kau kemana saja?!"
jeritnya kesal, raut wajah ketakutan,terharu dan penuh dengan ke legaan menghiasi pertemuan mereka kali ini. tersenyum dengan rasa bersalah, hiro mengacak pelan rambutnya.
"terlalu panjang untuk kau pahami,terlalu panjang untuk kau dengar,kazamasa."
"niichan...!aku akan mendengarkannya..eh...mereka ini...peserta coseplay?"
tunjuk kazamasa kearah para Vampire yang sudah menunggu didepan flat kecil didepan rumah hiro.
"mereka bukan coseplay... kau tidak akan mengerti...ah,maaf jika membuat kalian semua berdiri didepan sini..silahkan masuk,maaf jika rumah ku sangat sempit.."
melangkah masuk kedalam rumahnya. hiro tak mendapati sang ibu berada di ruang tamu sebagaimana biasa ia dapati ketika ia pulang kuliah ataupun part time.
dalam benaknya muncul perasaan bersalah. dia sedang membayangkan jika ibunya sedang berdoa sambil tertidur didepan altar rumahnya karena cemas menanti hiro.
menatap sebuah ruangan yang tertutup sebuah gorden putih, hiro melangkahkan kakinya menuju ruangan itu.
membuka pelan gordennya, dan mendapati sang ibu tertidur dengan posisi melingkar didepan altar kecil dirumahnya.
"ibu.."
panggilnya pelan,menyentuh pundak sang ibu yang bergetar karena hembusan nafasnya yang tertidur.
"ibu...okaeri.."
mengerjapkan matanya, perlahan mata indah itu terbuka..
mendapati sang anak yang ada dihadapannya, ibunya-uruha- berteriak bahagia.
"Tuhan! hiro,kau kemana saja?"
uruha memeluk hiro erat, seolah besok dia takkan pernah lagi bertemu dengan putra semata wayangnya itu.
"ini kisah yang panjang dan menyulitkan,ibu.."
"apa maksudnya?"
melepaskan pelukkannya,mata uruha terpaku kepada sosok lelaki yang berdiri didepan pintu altar di flat kecil keluarga hiro.
dia membelalakkan matanya mendapati orang dimasalalunya muncul secara tiba-tiba dihadapannya.
"aoi...?"
dan sepertinya pertanyaannya kepada hiro barusan akan segera terjawab...
====================================================================
dua orang pemuda berwajah pucat dan berpakaian prajurit melewati sebuah lorong curam di bawah castle kerajaan Chocoretto. dengan membawa sebuah nampan berisi secangkir darah segar terlihat dihidangkan dengan hiasan emas ditiap lapisan cangkirnya. sepertinya tempat gelap dan lembab yang mereka lalui ini jarang dilalui oleh para penghuni istana. tak jauh dari sana terdengar suara sebuah selo yang mengalun indah ditelinga kedua prajurit istana itu.
"hey, Kouki..kau dengar tidak?"
"suara selo itu?aku dengar leda... suara yang dimainkan oleh permaisuri Hiza memang selalu mengalun indah.."
leda dan kouki melangkahkan kakinya mendekat kearah sebuah ruangan berjeruji diujung lorong panjang di ruang bawah tanah istana.
seorang wanita sedang mengalunkan sebuah lagu bersama dengan permainan selo nya yang mengagumkan.
"Hi miss Alice
Anata garasu no me de
Donna yume wo
Mirareru no?
Miirareru no?
Mata atashi
Kokoro ga sakete
Nagare deru
Tsukurotta
Sukima ni sasaru
Kioku tachi
Hi miss Alice
Anata kajitsu no kuchi de
Dare ni ai wo
Nageteru no?
Nageiteru no?
Mou atashi
Kotoba wo tsumugu
Shita no netsu
Samekitte
Mederu outa mo
Utaenai
Still you do not answer
Still you do not answer "
"yang mulia permaisuri..."
suara itu terhenti, dari balik ruangan berjeruji, seorang wanita cantik berpakaian ala wanita eropa abad renainsance itu menatap kedua prajurit kerajaan itu dengan pandangan misterius.
menyunggingkan senyum tipisnya,ia memeluk selo besarnya dengan kedua tangannya.
ia hanya tersenyum.
senyum yang penuh dengan mistery..
senyum yang penuh dengan kebencian..
matanya mengilat tajam, membuat kedua prajurit itu menahan rasa takutnya.
"kami membawakan makanan untuk anda..permaisuri hizaki.."
wnaita itu berhenti tersenyum, ia meeletakkan selo nya begitu saja di lantai dingin disana. kemudian berjalan pelan menuju arah kouki dan leda yang berada diluar jeruji besi yang kini dihuninya..
selama tujuh belas tahun...
wanita itu tersenyum lagi setelah kini berada dihadapan para prajurit itu. kouki mengulurkan tangannya ke arah sebuah celah bersegi empat yang di buat khusus untuk memasukkan makanan kedalam jeruji besi itu tanpa membuka pintunya. kouki mengulurkan tangannya.
BANG!
wanita itu menangkap kasar lengan kouki, membuat kouki tak sengaja tersentak dan menjatuhkan makanannya,tepat didepan wanita yang bernama hizaki itu.
kouki mengeluarkan tangannya dari sana dengan ekspresi keterkejutan yang luar biasa.
"KOUKI!kau menjatuhkan makanannya..!"
teriak leda menepuk dahinya kuat.
"ah...permaisuri hizaki..maafkan aku!"
hizaki hanya tersenyum, dia kemudian menunduk kearah meja tempat tumpahan darah itu. kemudian menjulurkan lidahnya,
menjilati darah yang terus mengalir tumpah di meja itu..
"permaisuri....maafkan aku..."
masih dengan bibirnya yang penuh dengan darah,ia tersenyum.
"maaf aku mengagetkanmu..."
ujarnya pelan, setelah menjilat habis 'makanannya'
"terima kasih makanannya..pergilah.."
"tapi....tapi saya..."
senyum itu kini sirna,digantikan dengan kilatan amarah yang terpancar dari mata biru terangnya.
dengan taring yang mencuat itu ia menghambur kearah jeruji besi itu.
"PERGI KATAKU!"
baru saja dia ingin menhentakkan tangannya di antara palang-palang besi yang berdiri kokoh itu.
hizaki menghentikan tindakannya.
ia ingat tentang apa yang ada didalam besi-besi raksasa itu.
ia ingat ketika terakhir kali ia melakukan hal itu.
seluruh tenaganya hilang, energy listrik yang dialirkan ke besi-besi itu membuatnya tak bisa melakukan apapun.
dengan segera kouki dan leda pergi dari hadapan hizaki.
"kalian semua sama saja....busuk...
kalian semua akan kuhancurkan..."
====================================================================
"aoi...?"
panggil uruha sekali lagi. mereka hanya terdiam selama beberapa saat sebelum hiro memecahkan keheningan yang sedang terjadi.
"ibu mengenalnya?"
uruha hanya menganggukkan kepalanya. rasanya sesuatu baru saja membuatnya seperti orang bodoh saat ini.
"dia ayahku?"
lagi, dengan pertanyaan yang dilontarkan hiro kepadanya membuatnya semakin tak dapat mengatakan apapun. rasanya baru saja dia tertimpa oleh sebuah batu besar yang menghantam langsung kedalam hatinya.
"ibu...?jawab aku.."
"dia...."
kalimat uruha terputus, dia menarik nafas panjang sebelum mengatakan kenyataan yang sebenarnya sudah terungkap beberapa jam yang lalu yang masih saja tidak dipercayai oleh hiro sendiri.
"ayahmu... dia ayahmu.."
rasanya hiro merasakan hal yang sama dengana ibunya saat ini.
bagaimana bisa,
dia seorang yang biasa saja, dari keluarga biasa dan dia merasa tak ada yang istimewa didalam dirinya,ataupun ibunya atau juga orang yang selama dua puluh tahun ini berada disekitarnya.
tapi coba lihat,
ayahnya seorang vampire.
"uruha... sudah lama sekali ya.."
uruha tertawa sarkartis, dia segera beranjak kehadapan orang yang pernah mengisi masa lalunya itu dan menatapnya dengan tatapan tidak senang.
"ya,kau benar. dua puluh tahun...ya,dua puluh tahun kita tidak berjumpa. dan kau...datang dengan seenak jidat menemui ku dan anakku..dan mengatakan 'sudah lama sekali' begitu...?
apa kau masih merasa menjadi seorang ayah?kau ayahnya?apa yang kau kerjakan dua puluh tahun ini?jika kau tidak berpikir tentang semua itu,jangan pernah berpikir kalau putraku itu adalah anakmu..!"
uruha berbicara panjang lebar dengan satu tarikan nafas,rasanya kekesalannya memuncak melihat orang yang ada dihadapannya kali ini.
rasa sakit ditinggalkan selama dua puluh tahun membuatnya enggan berbasa- basi atau menyambut 'suami' nya dengan senyuman.
para penonton- myu,izmu,gackt,munade,sai,kazamasa dan hiro- hanya menatap dengan pandangan bodohnya kearah dua orang yang harusnya melepas rindu itu.
"aku...."
"apa?apa yang akan kau katakan?aku merasa bersalah,maafkan aku.. begitu?bawa pulang maafmu,aku tidak butuh...!dan, oh..apa yang kau lakukan disini sekarang?kau mau mengadakan acara kabaret dirumahku?kemana kau bawa putra ku selama dua hari ini...?kau menyakitinya ya?kau bawa dia ke istana mu itu dan kau...kau telah merubah putraku?ayo katakan sesuatu...!"
"bagaimana bisa aku bicara kalau kau terus mencela pembicaraanku!"
uruha tertawa geli,kemudian raut wajahnya kembali serius.
"aku sudah bisa menebak apa yang kau katakan,jadi kau tidak perlu membuang energy mu untuk mengulangnya! cepat katakan padaku,apa yang sudah kau lakukan kepada hiro!"
uruha berkacak pinggang,semua orang merasa sedang menonton opera atau dorama tv saat ini.
dengan aoi dan uruha sebagai aktor dan aktris utamanya.
dan konflik yang terjadi diantara mereka.
"maaf..ibu,bisa kupotong pembicaraan hangat kalian berdua sementara?
aku hanya ingin bilang selama dua hari ini aku terombang-ambing didalam hidup yang tidak jelas,tidak masuk akal dan seperti dongeng sebelum tidur anak berumur lima tahun..dan ini membuatku mual,dan ternyata setelah tau kalian berdua telah berkumpul lagi...kenapa kalian bertengkar dan tidak memberikan penjelasan kepadaku siapa aku,siapa orang yang mengaku sebagai ayahku ini...dan mengapa aku.....vampire.."
satu kata terakhir yang diucapkan hiro membuat uruha tercengang. sebuah fakta yang sudah dua puluh tahun ini ia simpan rapi didalam otaknya.
sebuah fakta yang ia akan simpan sampai dia mati sekalipun terungkap sudah..
kenyataan bahwa putranya adalah keturunan seorang vampire...
"hiro sayang...ibu... ibu bilang itu tidak benar..."
"jangan berbohong ibu... akulah pembunuh yang akhir-akhir ini menewaskan pelaku kriminal yang akhir-akhir ini marak diberitakan..aku yang menggigitnya..aku vampire ibu..."
rasanya kedua lutut uruha lemas.
dia merasa seperti begitu saja tersedot kedalam alam mimpi dan mimpi ini sangat buruk.
buruk sekali.
"katakan pada ibu, itu semua tidak benar hiro.."
"tapi itu kenyataannya!aku melihatnya sendiri...ah,maksudku bersama izmu!"
sambung myu menambah duduk permasalahan.
"aku vampire kan ibu.... itu sebabnya aku tak pernah bisa tidur dimalam hari,
aku tak pernah suka dengan cahaya matahari dan aku senang dengan darah... iya kan...?"
uruha diam seribu bahasa, dia berharap seseorang memukulnya saat ini. membangunkannya dari mimpinya.
tapi ini bukan mimpi,ini kenyataan.
"bisakah kalian ceritakan kepadaku sekarang tentang siapa aku sebenarnya?aku butuh penjelasan,bukan penyesalan..."
ujar hiro,dia menarik lengan ibunya dan membawanya kedalam pelukannya.
terlihat sekali kalau sang ibu sekarang ini sedang shock berat.
"sebaiknya kita bisa menunggu sampai keadaan sedikit lebih tenang,benarkan?"
gackt menengahi kisah mengharukan pertemuan keluarga itu.
beberapa jam berlalu,sekarang mereka semua sudah berkumpul disebuah ruangan tamu yang berukuran tak lebih besar dari kamar myu di kerajaan chocoretto. mereka menghabiskan waktu menenangkan diri dan pikiran masing-masing disana.
"baiklah hiro... sekarang akan kuberitahu kenyataannya.."
ujar uruha pelan, dia masih berada dipelukan hiro saat ini. tubuhnya mendadak melemah karena terlalu shock memikirkan semua ini.
"iya,ibu..."
"kau adalah putra aoi.. seorang vampire darah murni dari kerajaan chocoretto..."
seolah tidak kaget lagi-karena sejak terperangkap dikerajaan chocoretto,hal ini berulang kali hiro dengar- hiro hanya mengangguk mengerti dan berharap ibunya melanjutkan ceritanya.
"kami menikah 21 tahun yang lalu tanpa mengabaikan status nya yang telah bertunangan di kerajaannya dan mengabaikan siapa jati dirinya sebenarnya..
kami menikah karena saling jatuh cinta, ya.. usia ku masih sangat muda saat itu.. dan aku tak pernah memikirkan dengan detail bagaimana masa depanku...
karena itu... keluargaku yang menentang pernikahan kami mengusirku dari rumah..mereka telah menghapus aku dari ingatan mereka sebagai anggota keluarga..
berapa banyak hal yang sudah ku korbankan..."
menarik nafasnya panjang,uruha menatap wajah aoi yang duduk disebrangnya dengan pandangan yang tidak dapat dijelaskan. kilatan air mata mulai menggenangi mata indahnya sementara aoi,
dia hanya duduk diam,terpaku tanpa bisa mengatakan apapun.
"aoi vampire,itu sebabnya mengapa kau tidak pernah bisa tidur dimalam hari..hiro..
itu sebabnya tanpa tau alasannya kau sangat senang dengan warna merah khususnya darah..
dan itu sebabnya kulitmu lebih pucat dibandingkan teman-temanmu..
dan kau..tampan.. itu cirikhas vampire bukan? penampilan dan pesona yang tidak terelakkan lagi.."
hiro tersenyum.
"ya,vampire memang tampan..llihat saja aku.."
sai memecah keheningan dan mendapat sambutan tatapan kubunuh-kau-setelah-pulang-dari-sini oleh munade.
"kemudian kebahagiaan yang baru saja diraih itu hilang.. ketika kau lahir dan usia mu menginjak 6 bulan tiba-tiba saja aoi menghilang.. dia menghilang begitu saja,aku tak mendapati dia dimanapun..aku sendirian..hanya ada aku yang harus menghidupi putra immortalku sendirian karena ayahnya tidak ada disampingnya lagi..."
ujarnya,kilatan amarah tiba-tiba saja terpancar dari wajah uruha ketika menatap aoi
"biar kuluruskan.. saat itu aku di paksa pulang oleh pihak keluargaku karena aku harus segera
menikahi hizaki dan memberikan keturunan bagi keluarga kerajaan..agar kelak anakku dapat memimpin kerajaan setelah aku.."
aoi melakukan pembelaan diri
"dan meninggalkan keluargamu disini begitu saja?oh..aoi,tahu kah kau betapa sulitnya hidup kami selama 20 tahun kau tinggalkan?kenapa kau tidak pernah berpikir realistis sekali saja dalam hidupmu dan menganggap kami ini lebih berharga dari apapun didunia ini?"
uruha berujuar sarkartis lagi,rasanya dia muak dengan pembelaan aoi yang terang-terangan dan menyudutkan dirinya.
"lihat putraku,dia tidak bersenang-senang seperti yang dilakukan pemuda seusianya..dia bekerja siang malam karena menghidupi keluarga kami..harusnya dia tak melakukan itu..
kau tau,penyesalan terbesar dalam hidupku adalah bertemu denganmu... ya,
dan membuat putra kesayanganku menjadi menderita seperti ini... "
meremat bajunya sendiri,myu menggigit bibirnya pelan. entahlah,perkataan uruha barusan seperti menohok hatinya. izmu hanya menatapnya dengan pandangan iba dan berusaha menutupi ekspresi wajah myu yang sedih dengan membiarkan myu bersembunyi lagi dibalik punggungnya.
myu merasa tertekan dengan reuni akbar keluarga dadakan ini.
rasanya sesuatu telah mengoyak kembali luka didalam hatinya.
dia menatap hiro dari balik punggung izmu dengan pandangan nanar.
"oh,ibunya menyayanginya..betapa beruntungnya dia.."
ujarnya dalam hati. bahkan selama 20 tahun ini mereka hidup berdampingan dan ibunya telah berusaha semaksimal mungkin membahagiakan hiro dengan tangannya sendiri.
tanpa menyalahkan takdir yang membuatnya harus repot menjaga hiro.
"kesalahan terbesar dalam hidupku adalah,karena aku melahirkanmu..myu.."
"mommy..tapi aku menyayangimu..bisakah kau memelukku?"
"pergi!aku tak ingin melihatmu..!kau membuatku terkurung disini...kau membuatku tak bisa pergi dengan kamijou-ku!"
bayangan tentang kalimat yang dilontarkan sang ibu menyayat hatinya saat ini. rasanya seperti terjadi perbedaan yang besar dalam hidupnya dan hiro.
ibunya setia menunggu aoi,ayahnya.
berbeda dengan ibu myu yang mengharapkan bebas dari cengkraman kerajaan dan pergi bersama selingkuhannya,kamijou.
selalu ada pelukan hangat untuk hiro dari ibunya.
myu,
jangankan dipeluk. ibunya tak pernah sudi menatapnya terlalu lama.
hiro sangat beruntung,pikir myu.
dan dia tak pernah menginginkan hal itu terjadi..
"aku akan membawanya bersama ku,uru..."
membelalakkan matanya uruha menepis tangan aoi yang berniat menggenggam tangannya.
"apa?berani sekali kau..!tidak..tidak ku izinkan!"
"aku mohon mengertilah uruha..!dia berbahaya saat ini...!dia bisa tanpa sadar membunuh seseorang..!dia butuh latihan,dia butuh mengendalikan emosinya dan hanya kami yang bisa membantunya!"
uruha menangis-lagi- rasa takut mencengkram hatinya mengingat sebentar lagi putra kesayangannya akan dibawa pergi oleh para vampire penghisap darah ini dan mulai dijadikan sebagai salah satu dari mereka.
"tidak...tidak ku izinkan..."
"tega kah kau membiarkan putramu menjadi seorang pembunuh?"
semua orang menoleh kearah asal suara saat ini. munade, vampire yang kemarin menurut hiro sedikit berbeda dari kawanannya itu angkat bicara. sepertinya memang sosoknya akhir-akhir ini mengingatkan hiro kepada seorang motivator tua yang sering muncul di televisi walau pada kenyataannya munade memiliki wajah yang tidak tua sama sekali.
"dia membunuh tanpa sadar,menghisap darah manusia..lambat laun semua akan mengetahui masalah ini..lalu putramu akan dalam kesulitan jika diketahui siapa jati dirinya..
kami hanya membantumu disini.. terserah jika mau diterima atau tidak,yang jelas.. kami akan berjanji untuk membuatnya lebih baik dibawah bimbingan kami..
kami tidak akan menjerumuskannya dengan hal yang tak kau inginkan..
sebagai ganti jika terjadi apa-apa dengan hiro..kau bisa menyiramkan holly water kepadaku dan membiarkan ku mati meleleh karenanya.."
membelalakkan matanya,uruha menatap sosok pemuda vampire yang ada dihadapannya dengan tatapan yang susah digambarkan. mungkin dia akan merasa aman jika menitipkan putranya ketangan orang yang tepat. namun disisi lain rasa takut dan kehilangan mulai mencengkram hatinya.
dia tak ingin hiro jauh darinya.
"tapi aku..."
"percayalah..jika semua lebih baik kami akan menjemputmu ikut bersama kami.."
munade meyakinkan uruha lagi. kali ini sepertinya berhasil, uruha melepaskan pelukan putranya dan meraih tangan munade yang dingin seperti es.
"aku percayakan hiro padamu.."
munade tersenyum senang
"sekarang,hiro..kau mau ikut bersama kami?"
keadaan mulai tenang, hiro memutuskan untuk ikut ke kerajaan chocoretto.
disisi lain disudut ruangan itu,kazamasa- pemuda biasa- yang tak mengerti pembicaraan seluruh orang yang ada diruangan itu mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri.
rasanya ia tak dibutuhkan ditempat ini. hiro sudah menemukan orang lain yang lebih berguna dibandingkan dia.
kazamasa menatap orang yang bernama munade itu dengan pandangan tidak percaya diri.
perlahan dia mundur,menarik diri dari kerumunan orang disana..
dan berniat pergi
"kazamasa!"
panggil hiro. langkahnya terhenti,kazamasa menoleh kebelakang.
"mau kemana kau?ayo sini..! aku titip ibuku kepadamu ya...!"
seperti mendapat angin surga yang entah dari mana datangnya. kazamasa tersenyum sumringah dan menganggukkan kepalanya senang.
ternyata ia masih dibutuhkan,pikirnya.
namun cerita tidak hanya selesai sampai disini...
kehidupan vampire sebentar lagi akan menunggumu,hiro-sama...

Saturday, September 10, 2011

IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (chapter 3)

IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (CHAPTER 3)

CHOCORETTO,vampire knight chara,the gazette,myself/

BY Ichijou Yuuga

author's note : gomen kalau chap yang ini kependekkan minna..
and the story goes on..
hutan terlarang.
sunyi..
mencekam...
dingin..
lembab...
dan satu manusia...
3 vampire...
satu makhluk immortal yang sedang kebingungan.
"jadi, bagaimana?"
tanya myu kepada kedua vampire suruhan 'headmaster'nya,munade dan sai.
"bagaimana apanya?"
sai bertanya balik, dia juga merasa bingung.
"tentu saja membawanya ke Chocoretto gakuen!wah...Berlama-lama dihutan ini membuat pikiranmu terganggu..."
munade berujar pelan,namun sarkatis. dia menghampiri hiro yang duduk melipat lututnya. sepertinya rasa frustasi menghampirinya dalam satu malam 'pertemuannya' dengan spesies barunya.
"kau ikutlah dengan kami..kita butuh bicara.."
"bicara apa?aku tidak mau terlibat lebih jauh!"
umpat hiro,berdiri dan hendak pergi dari sini.
"kau harus menerima kenyataannya,kau sudah terlibat lebih jauh!"
sai merasa tak sabar, hiro enggan mengikuti kemauan para 'vampire' yang ingin mencari tahu siapa dia sebenarnya.
"karena itu aku tidak mau terlibat lagi,cukup!aku punya kehidupanku sendiri,jangan ganggu aku!kalian membuatku terlambat masuk kuliah,aku juga harus bekerja,dan aku yakin..ibuku sudah cemas menunggu ku pulang!"
BRUAKK!
tercengang menyaksikan atraksi atau tepatnya kemarahan dari seorang putra mahkota-yang terlihat lebih mirip putri mahkota- menendang jatuh sebuah pohon raksasa.
"ups..sorry,sepertinya aku tidak ingin terlibat dalam masalah ini..."
sai mengangkat tangannya dan menaikkan kedua bahunya, dia tau kalau sang putra mahkota sudah kesal.
"kau....kau tau apa yang kau ucapkan?!apakah menurutmu penyakit 'tiba-tiba' membunuhmu itu tidak ingin kau sembuhkan?!ha??ingat,kau itu vampire!kau harus segera bertemu dengan pemimpin kami jika tidak.....ku bunuh kau,detik ini juga!!!"
memamerkan taring tajamnya kepada hiro,sontak membuat hiro sedikit terkejut,pria yang hampir-hampir ia kira seorang wanita dengan gaun hitam berenda yang feminim dihadapannya ini mengamuk.dia merasa setengah dari perkataan myu itu benar. dia harus menyelesaikan masalahnya sebelum kejadian pembunuhan 'tanpa sadar'nya itu terulang lagi.
"wow..dari mana myu-sama belajar kata-kata itu..?"
celetuk sai,dan otomatis mendapat tatapan pembunuh dari munade.
"bisakah kau tutup mulutmu disaat urusan sedang serius?"
====================================================================
disebuah sudut kota tokyo, seorang pemuda 'berwajah' cantik berlari menembus sebuah hujan deras setelah menerima sebuah telepon dari seorang wanita yang sangat dikenalnya yang sedang kebingungan saat ini. menembus hujan yang lumayan deras dan membiarkan dirinya kebasahan pria cantik bermata bulat itu berlari dan sampai disebuah apartemen sederhana. menaiki tangganya dengan tubuh bergetar, dia sampai disebuah flat yang sering didatanginya-walaupun beberapa hari ini dia tidak kelihatan batang hidungnya karena pergi berdarmawisata dengan teman kampusnya-. mengusap-usap kedua telapak tangannya mencari kehangatan,pria itu mengetuk pintunya.
"oba-san...*" (bibi.red)
panggilnya, merasa cemas dengan keadaan orang yang ada didalamnya.
"uruha oba-san..."
panggilnya lagi,suara pintu terbuka dan wajah panik seseorang menyambut kedatangannya.
"oh..kazamasa!silahkan masuk..!"
ujarnya,berlari kedapur dan mengambilkan sebuah handuk tebal milik hiro,anak kesayangannya kepada kazamasa.
"hiro-niichan belum pulang juga?"
menggeleng lemah,uruha menatap pria yang bernama kazamasa itu dengan pandangan khawatir.
anaknya belum pulang sejak semalam ketika ia berpamitan untuk pergi bekerja.
"belum..tidak ada kabar sama sekali.."
air mata mulai menggenang dipelupuk mata cantiknya. dia sangat ketakutan, 'harta' satu-satunya miliknya belum kembali sejak tadi malam.
"tenanglah oba-san..kita belum tau apa yang terjadi, mungkin saja hiro-nii sedang menginap di tempat kerjanya karena kehujanan.."
"tapi biasanya dia akan mengabarinya,kazamasa... oba-san..takut sekali karena saat ini sedang marak terjadinya pembunuhan.."
memeluk wanita dihadapannya ini dan menyenandungkan kalimat doa ditelinganya. kazamasa dengan tenang mengelus punggung wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri itu lembut.
"hiro-nii pasti baik-baik saja.. percayakan saja semuanya kepada Tuhan.."
kohara kazamasa, sahabat hiro sejak kecil. ia dan hiro berteman akrab walaupun sebenarnya ialah yang mengejar-ngejar hiro kemanapun hiro pergi. baginya hiro adalah 'malaikat penyelamatnya', orang yang membantunya ketika sewaktu kecil dia dijahili oleh anak-anak nakal, dan sejak itu hiro adalah pahlawan baginya. mengikutinya hingga kerumah, berkenalan dengan ibunya dan saat ini tak ada hal yang lebih indah bagi kazamasa selain bersama-sama dengan 'keluarga' barunya. dia sangat cinta dengan kehangatan keluarga yang tak didapatnya dikeluarga aslinya. ayah dan ibunya yang selalu bertengkar membuatnya tidak betah untuk melakukan apapun dirumah.
karena itu, flat kecil yang tak lebih besar dibandingkan kamarnya inilah tempat paling nyaman untuknya.
"aku akan mencarinya, oba-san.."
====================================================================
seorang pria berambut coklat,tampan dan tak terlihat menua sedang berjalan menuju kastil dikerajaan chocoretto. tak ada kepanikan diwajahnya-yang mungkin sudah menjadi cirikhasnya- dan segera berjalan menuju ruangan sang raja. tersenyum simpul mendapati dua orang penjaga istana didepan pintu raja Aoi, dia tersenyum.
"aku ingin bertemu dengan yang mulia.."
"dengan segala hormat, Mr. Kuran.."
ujar salah seorang dari pemuda itu. dan salah satunya masuk kedalam untuk menanyakan apakah orang yang bermarga kuran itu bisa memasuki ruangan raja atau tidak. mendapat persetujuan, pria yang ber'tag' name Kyan itupun kembali bertemu orang yang bernama kuran itu.
"silahkan masuk,Mr.."
"terima kasih.."
"kaname... apa yang membuatmu datang sepagi ini kesini?"
tanya sang raja yang sedang 'menyeruput' sarapan paginya dari gelas yang kelihatannya berwana merah kental-tentu saja itu darah- sambil tersenyum menatap orang yang ada dihadapannya.
"aku mendapatkan laporan dari anakku,munade... mereka menemukan seorang makhluk immortal didunia manusia.."
dengan tiba-tiba menghentikan kegiatannya, aoi-sang raja- menatap kaname dengan pandangan tak percaya.
"imortal?"
"ya... imortal,yang mulia...kenapa anda sekaget itu? apakah sepertinya berkaitan dengan masa lalu anda?"
tanya kaname menyelidiki, aoi menggelengkan kepalanya.
"tidak mungkin itu dia..."
"dia?"
kaname mengernyitkan wajahnya menatap sang raja yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.
rasanya bayangan masa lalu aoi seperti menjadi sebuah proyektor film dikepalanya. bayangan akan wanita itu, 'manusia' yang menjadi cinta pertamanya. manusia yang ia hilangkan ingatannya setelah hubungan yang mereka jalin sekian lama. wanita yang 'mungkin' mengandung anaknya.
"uruha.."
"siapa itu uruha?"
mengernyitkan wajahnya, kaname menatap heran sang raja yang masih bergelut dengan pikirannya. "saya pernah menemukan kasus serupa, ada banyak immortal disini. namun mereka tak lebih dari sekedar vampire level E,kelaparan dan harus segera dimusnahkan. tapi orang ini berbeda,dari kabar yang kudapat dari anakku.. sepertinya delapan puluh persen jiwa manusia lah yang menguasainya. hanya saja,insting vampirenya bisa keluar secara tiba-tiba ketika keadaannya sedang terdesak.
"benarkah?dimana kalian menemukannya?"
"ditokyo.."
DEG
rasanya jantung aoi ingin keluar melalui mulutnya. Tokyo, yah... tempat wanita cinta pertamanya berada itupun ditokyo..
"dimana dia sekarang?"
"dichocoretto gakuen.. ditangan gackt,dia aman.."
seperti ingin memastikan sesuatu,wajah aoi terlihat begitu cemas.
"bawa dia kemari.."
menghela nafas panjang,mata aoi menerawang. mengingat tentang makluk immortal yang baru saja ia dengar keberadaannya itu. ingatannya terbesit oleh sesosok bayi mungil yang ada digendongan wanita cantik masa lalunya dua puluh tahun yang lalu.
wanita yang telah ia tinggalkan..
wanita itu..
===================================================================
duduk didepan sebuah altar kecil dirumahnya. seorang wanita menangkupkan kedua tangannya didepan wajahnya. kedua air matanya mengalir butiran-butiran air mata. menggumamkan kalimat-kalimat doa, ia memasrahkan dirinya kepada Tuhan.
"lindungilah anakku.." bisiknya.
"berilah dia perlindunganmu,Tuhan.."
ulangnya lagi. rasanya sesuatu tengah menimpa dadanya. rasanya sakit. ini terdengar berlebihan hanya karena hiro tak pulang kerumah satu hari,namun bayangkan jika berada dikondisinya.
ia hanya memiliki hiro sebagai penopang hidupnya. hanya hiro satu-satunya keluarganya saat ini. uruha-sang ibu- tak memiliki siapapun lagi selain hiro yang menjadi penyemangat hidupnya hingga saat ini.
entah kenapa,rasanya saat ini dia teringat dengan sosok 'suami'nya yang pergi begitu saja meninggalkannya sekaligus putra semata wayangnya yang kini menjadi penopang hidupnya.
entah kenapa, rasanya sesuatu membuatnya berpikir bahwa hilangnya hiro ada kaitannya dengan suaminya.
tetapi,
lagi-lagi uruha merasa frustasi.
dia tak pernah tau dimana keberadaan suaminya sekarang..
ya,
uruha tak pernah tau kenyataannya...
===================================================================
"Yang mulia raja,hamba sudah membawa mereka.."
kaname, memberikan salam kepada sang raja seraya memperkenalkan 'tamu' baru yang hadir didalam kerajaan chocoretto. sosok hiro muncul.
wajahnya tak berbeda jauh seperti saat aoi muda dulu. (kok bisa?ya ini kan penpik saia)
postur tubuhnya,tingginya,caranya memandang orangpun benar-benar mirip.
rasanya seperti melihat dirinya dimasa muda dulu.
"beri salam mu,kau tidak sopan.."
marah myu memukul punggung hiro pelan, merasa bingung dengan apa yang terjadi. hiro merasa kikuk. dia membungkukkan tubuhnya dan memberikan salam alakadarnya kepada sang raja.
"perkenalkan,saya hiro"
tersenyum, aoi menatap wajah hiro lagi.
"apakah kita pernah bertemu sebelum ini,hiro?"
tanya aoi langsung ketopik permasalahan,mengernyitkan wajahnya heran, hiro menggelengkan kepalanya.
"saya rasa tidak..."
tiba-tiba saja aoi menempelkan tangannya ke pipi hiro, menatapnya dengan pandangan nanar yang membuat hiro semakin tidak mengerti apa masalah raja vampire yang ada dihadapannya ini.
ya,sejak awal dia memang tidak mengerti dan merasa terbawa oleh masalah vampire-vampire yang ada disini.
"aku mengenalmu dengan sangat jelas..dari wajahmu...dari caramu memandang orang.."
aoi berujar lembut, myu menatap heran ayahnya yang tiba-tiba berubah menjadi sangat lembut di hadapan pemuda itu.
"izmu,aku rasa daddy sudah tidak waras..."
pikirnya, membuat izmu tak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum.
"matamu...mengingatkanku kepada seseorang,hiro."
"seseorang...?"
tanya hiro, aoi menganggukkan kepalanya mantap.
'"uruha..."
gumamnya, hiro membelalakkan matanya.
"hey,itu nama ibuku..darimana anda mengenal ibuku?"
secara tiba-tiba membuat semua orang terkejut disana,aoi memeluk hiro yang sedang kebingungan saat ini.
"itu karena kau adalah putraku!"
pekiknya. well hiro sudah mulai berpikir bahwa pria dihadapannya-yang jelas bukan manusia- ini mulai gila dan berimajinasi yang tidak penting untuk membuang waktu hiro dan membuat ibunya khawatir disana.
"anda jangan bercanda..ayahku sudah lama pergi meninggalkan kami.."
"ya!itu aku!"
tertawa lucu,hiro menatap aoi dengan pandangan geli
"jadi,apakah anda ingin mengatakan kalau aku adalah putra vampire?oh..bahkan anda tak punya cukup bukti untuk mengatakan hal itu.."
"bukti kalau dia adalah vampire sih memang ada,daddy.."
tiba-tiba myu mencela pembicaraan mereka. semua mata kini tertuju kepada wajah cantiknya.
"aku dan izmu menyaksikan dengan mata kepala kami sendiri kalau dia telah menggigit tiga orang perampok di tokyo semalam.. dan dia memiliki taring, dia vampire...kekuatannya bangkit secara tiba-tiba tanpa diketahuinya.."
aoi tersenyum lebar mendengar perkataan sang putra mahkota.
"kau dengarkan?kau bagian dari kami..."
"tidak! aku tidak mau mengakuinya...!aku manusia...."
hiro masih saja keras kepala
"apa mau kupatahkan tulangmu agar kau tidak ngotot mengatakan kalau dirimu itu manusia?"
myu mencengkram kerah kemeja hiro dengan mata yang mengkilat dan taring menyembul keluar dari kedua sisi bibirnya. hiro hanya diam.
"Myu hentikan itu!dan kau hiro,jika kau tidak percaya..pertemukan aku dengan ibumu..."
membelalakkan matanya,myu merasa tidak percaya. 'daddy' yang sangat dicintainya membentaknya hanya karena anak yang baru saja ditemuinya.
melepaskan cengkraman tangannya dari kerah baju hiro, myu menatap ayahnya kesal.
"terserah daddy saja.."
===================================================================
memijat-mijat kepalanya,hiro merasa sangat pusing saat ini. seperti sebuah parodi film eropa.
hidupnya yang hanya seorang mahasiswa biasa,pekerja biasa,'orang biasa' dalam satu hari telah berubah menjadi luar biasa.
diawal cerita,
dia bertubrukan dengan seorang pria cantik yang ternyata adalah seorang vampire.
kemudian malam hari dia berubah menjadi sesosok makhluk menyeramkan dan menyerang manusia.
lalu ia dibawa ketempat yang sama sekali tak diketahuinya-
dan sekarang ada orang gila yang mengaku sebagai ayahnya..
dan kini dia harus melibatkan ibunya untuk hal gila lainnya..
"argh...!"
"hey..."
menoleh mencari asal suara yang mengalihkan perhatiannya, munade duduk disebelahnya. tersenyum kecil kemudian memandang lurus kedepan. sebuah pemandangan kota suram diatas balkon kerajaan vampire yang indah, kontras dengan keadaan rakyatnya yang sepertinya 'perlu perubahan'.
"sepertinya kau terlihat sangat... buruk"
"haha,kau lucu! jelas!! bagaimana jika kau berada diposisiku saat ini,ha?"
munade menyunggingkan senyumnya lagi dan merenggangkan tubuhnya.
"aku tak membayangkannya.. karena aku bukan kau.."
ujarnya ringan,membuat hiro berpikir kalau munade ini adalah vampire egois yang tak pernah memikirkan perasaan orang lain.
"jalani saja.."
"eh...?"
hiro memandang munade tak percaya,bagaimana bisa vampire dingin sepertinya bisa memberikan saran untuk dirinya.
"ketika kau merasa frustasi dengan sesuatu.. ketika kau tidak punya pilihan lain untuk menyelesaikan masalahmu... solusi satu-satunya ya..jalani saja... biarkan waktu yang menjawab masalahmu.."
hiro membelalakkan matanya,sesaat kemudian dia tersenyum
"mungkin kau benar... tua sekali pembicaraanmu.."
"yah..banyak yang mengatakan seperti itu.."
hiro tertawa,kemudian mengulurkan tangannya kepada munade.
"aku hiro, kita belum berkenalan secara langsung"
"kau benar, aku munade... selamat datang di chocoretto, yang mulia..."
ujar munade sambil tersenyum mengejek,membuat hiro memanyunkan bibirnya
"fakta bahwa aku adalah putranya belum benar.."
"yah.. aku hanya berlatih menghormatimu.."
ejeknya lagi membuat hiro semakin kesal. namun sejurus kemudian dia tertawa.
"munade.."
panggilnya,sambil memperhatikan pemandangan suram yang ada didepan mereka.
"hmm?"
"apakah chocoretto sesuram ini?"
hiro merasa prihatin dengan keadaan kerajaan chocoretto yang- seperti telah diceritakan- sangat gawat. kegelapan menyelimuti- itu hal yang wajar karena ini kota vampire- namun,
kehidupan benar--benar tidak aman disini. banyak vampire-vampire lapar,tidak berpendidikan dan terlantar di jalanan. bangsawan yang hanya lewat didepan mereka dan memandang dengan pandangan -tanpa arti-
"begitulah chocoretto.."
"seharusnya sebuah kerajaan itu berisikan orang-orang yang saling bekerja sama,berbaur dan saling mengasihi...!"
munade tertawa tertahan
"mengasihi? hey...bukankah kami vampire?kami kejam,kami lapar dan kami...tidak punya bakat alam yang disebut mengasihi.."
"kau benar! namun,apakah sesama vampire tidak bisa saling bersatu?"
munade tercekat, memandang hiro dengan pandangan takjub. sepertinya ia hampir menemukan sebuah potensi didalam diri pria yang baru ditemuinya dua hari ini.
sepertinya ada sesuatu yang special yang ada didalam dirinya..
"Hiro!daddy-ku bilang,kita harus segera kerumah mu dan memastikan siapa kau sebenarnya,sekarang!"
myu datang-masih dengan izmu yang setia dibelakangnya-. berujar penuh penekanan, myu memandang hiro dengan tatapan penuh ancaman seperti -jangan ambil daddy ku dariku- dan lain sebagainya. hiro menoleh kearahnya dan mengangkat bahunya.
mungkin munade benar..
jalani saja,biarkan semuanya mengalir seiring bergulirnya waktu yang terasa berputar begitu lambat didunia hiro saat ini.
"baiklah, antarkan aku ketempat terakhir kalian menemukanku.."
TBC
*Yosssh!!!akhirnya selesai juga..sebenarnya mau posting semalem,tapi saia pulangnya kemaleman(keasyikan liat ospek di kampus,hohohoho) gomen chap ini membosankan..chap selanjutnya udah mulai muncul konflik antara myu-hiro ya..
thanks for reading minna!!!! >w

Friday, August 26, 2011

IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (CHAPTER 2)

IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (CHAPTER 2)

CHOCORETTO,vampire knight chara,the gazette,myself/

BY Ichijou Yuuga

author's note : maaf lama update nya.. ^^ selamat menikmati..
Mencekam..
Satu hal yang sangat mengerikan yang bisa digambarkan dari sebuah kerajaan bernama CHOCORETTO adalah kegelapan. Kota vampire yang berisi semua vampire jenis apapun ini terlihat sangat mencekam dan menakutkan. Kota ini begitu gelap, dan penuh dengan kejahatan. Semua orang hidup berkoloni. Darah murni dan darah murni seakan haus kekuasaan, tak ada yang bisa menandingi kekuatan mereka dan semua harus tunduk dibawah kekuasaan mereka.
Vampire bangsawan yang tidak lebih dari sekedar para penjilat darah murnipun hidup berkoloni sesamanya,tak ada yang mau bergabung dengan vampire berlevel rendah yang haus akan darah, tidak mempunyai kekuatan,labil dan tersiksa. Mereka menahan rasa dahaga ditubuhnya dan itu membuat mereka tersiksa. Tak jarang ada vampire yang pergi ke dunia manusia dan mengulah disana. Mencari mangsa dan menunjukkan eksistensi mereka didunia manusia untuk sekedar diakui.
Karena tak ada yang mau berbagi disini. Tak ada vampire kaum atas yang sudi berbagi kesenangan dengan vampire golongan bawah. Bahkan tak ada yang berniat untuk melatih mereka bagaimana caranya menahan diri untuk tidak mencelakakan manusia.
Sang raja,Aoi. Dia sudah bersikap sangat bijaksana. Namun, sebuah prinsip yang membuat kerajaannya menjadi seperti ini, prinsip darah murni adalah diatas segalanya yang membuat rakyatnya menjadi terpecah belah seperti ini.
Ia menutup matanya tentang apa yang terjadi disini,dia tak peduli. Hingga seseorang mengubah pendapatnya, putranya yang kembali telah merubah pendapatnya.
"telah ditemukan dua orang mayat dengan luka sobekan di leher malam tadi sekitar pukul 03.00 dini hari...menurut saksi mata...bla bla bla"
sambil memperhatikan tv sekilas sebelum berangkat bekerja,seorang pemuda berwajah tampan keluar dari sebuah apartemen sederhana disudut kota tokyo yang tak pernah mati. Mengenakan baju seragam kerjanya,dia menghela nafas berat.
Rasanya sesuatu mengganjal perasaannya, entah perasaan haus atau lapar, yang jelas dia merasa sangat gerah dengan sesuatu. Berpamitan dengan ibunya-seorang wanita cantik yang berdiri didepan pintu apartemennya melambaikan tangan kepadanya-
"aku pergi,bu.."
"kiyotsukete hiro-kun..."
Pemuda itu tersenyum. Dia berjalan menuruni tangga besi diapartemennya. Merasa silau dengan terangnya matahari pagi akhir-akhir ini dirasakan menyusahkan olehnya.
"Apakah akhir-akhir ini cuaca sedang naik beberapa derajat"
Pikirnya. Hiro, pemuda 20 tahun biasa yang hidupnya mulai tak biasa sejak aku menulis kisahnya disini. Bekerja sebagai penjaga tiket bioskop disebuah gedung bioskop tua dikota tokyo. Dengan gaji tak seberapa,dia meneruskan kuliah sambil membiayai hidupnya dan ibunya. Ibunya sakit-sakitan jadi sejak 5 tahun yang lalu Hiro mulai membiayai hidup dan sekolahnya sendiri karena ia tidak ingin membuat ibunya menderita. Mereka hidup berdua, uruha-ibunya- mengatakan kepadanya jika ayahnya yang bernama aoi shiroyama sudah lama pergi meninggalkannya- sejak saat itu, hiro sedikit menaruh dendam kepada ayahnya yang telah tega membiarkan ibu tercintanya menghidupinya seorang diri, dia berjanji akan menemukan ayahnya suatu saat nanti dan meminta pertanggung jawaban tentang nasib mereka yang terkatung-katung selama 20 tahun.
Hiro menyukai kegelapan-entah itu adalah bawaan lahirnya- tapi tak menolak sinar matahari. Dia banyak bergaul dengan teman-temannya, dia anak yang cerdas.. Hiro senang dengan sesuatu yang merah seperti darah mungkin. Dia juga pernah menanyakan hal ini kepada ibunya. Sang ibu hanya tertawa dan berkata "bawaan lahir mungkin.."
Hiro senang daging setengah matang, hiro selalu merasa tidak enak badan disiang hari yang panas walaupun dia harus bisa melawan kebiasaan anehnya demi uang. Dan hiro... Tak pernah bisa tidur dimalam hari.
Kembali ke chocoretto, seorang pemuda berwajah cantik berjalan dengan wajah cemberut menuruni kastil istana kerajaan. Bersama dengan pria bertubuh kekar dibelakangnya. Dia menuruni tangga dengan perasaan dongkol karena sesuatu.
"aku sudah bilang pada daddy kalau aku tidak ingin menghadiri pertemuan dengan vampire-vampire rendahan yang akan menjodohkan putrinya denganku!aku tidak mau!"
umpatnya kepada sang pengawal yang hanya diam mendengarkan ocehannya.
"aku bisa gila lama-lama disini... Pokoknya aku ingin kekota sekarang dan berbelanja sesuka hatiku..! Izmu,kau mau menemaniku kan?"
Tanya nya yang sepertinya lebih mengartikan bahwa itu sebuah perintah. Izmu sudah satu tahun menghabiskan waktu bersama myu. Dia memutuskan untuk berhenti memburu vampire dan beralih melindungi myu sebagai pengawalnya dari serangan manusia yang memburu vampire. Ya, izmu adalah manusia..
"apapun yang anda inginkan,yang mulia Myu.."
ujarnya.
"nice boy..."
senyum terkembang dari wajah cantik pria itu.
"aku ingin kedunia manusia..ayo kita kesana..!"
Rengeknya.
"tapi yang mulia putra mahkota..nanti raja bisa marah kalau anda tidak bilang apapun kepadanya.."
"tidak masalah... Daddy tak kan pernah marah kepadaku..."
Ujarnya memainkan boneka beruang yang ada diatas tempat tidurnya
"tapi tadi yang mulia bilang akan pergi berbelanja kekota..."
ujar izmu mengalihkan perhatiannya, myu tersenyum sinis
"aku kan belum bilang aku ingin belanja ke kota.... Kota TOKYO.."
Ujarnya penuh penekanan.
"tapi..."
"kalau kau tidak mau menemaniku aku akan nangis semalaman..."
Matanya menatap izmu dengan pandangan berkaca-kaca, izmu merasa kasihan. Itu adalah jurus ampuh yang digunakan myu untuk membujuk orang-orang agar menuruti kemauannya.
"baiklah..."
Dan mereka bertemu...
Mereka yang akan merubah semuanya..
Mereka yang akan merubah keadaan..
"izmu...!ayo cepat!"
teriaknya, merasa tak sabar dan menarik tangan sang pengawal yang melakukan penyamaran dengan menggunakan busana anak muda jaman sekarang.
Sepatu kets dengan kemeja dan celana jeans yang super gaya.
Dan myu, dia menggunakan gaun hitam dan pita berwarna hitam yang terlihat manis.
"aw...bisakah anda memakai pakaian pria saja?"
"nanti bisa ketauan sama orang suruhan daddy..!"
Jawabnya singkat. Dia mengenakan kacamata hitamnya dan berjalan dipusat kota.
Tak kan ada yang mengenali mereka,pikirnya.
Yah, paling mereka dikira sebagai anak-anak muda yang biasa berjalan-jalan di distrik harajuku.
"lihat, itu bioskop...!"
Tunjuk myu. Izmu hanya mengangguk.
"aku mau mencoba masuk kesana...!"
rengeknya. Apapun itu, izmu takkan pernah bisa menolak perintahnya.
"baikalah..anda mau nonton apa?"
Tanya nya dengan nada malas, myu tersenyum senang.
"itu.."
Tunjukknya. 'HARRY POTTER and THE DEATHLY HALLOW part 2'
Izmu tau film itu.. Dia sering menonton film itu ketika masih bersekolah disini bersama teman-temannya.
"oh..baiklah,tunggu disini saja.. Biar saya yang beli tiketnya.."
ujarnya. Myu mengangguk. Izmu berjalan menuju stand penjualan tiket dengan malas.
Dia tak kan mau membiarkan sang putra mahkota yang pergi sendiri kesana. Bisa pingsan karena lemas jika myu melihat banyak manusia tapi tak seorangpun yang bisa ia hisap darahnya.
Lima menit terasa sangat lama bagi myu. Dia menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"aku akan pergi beli minuman selagi menunggu izmu...!"
Ujarnya.
Membawa dua buah pop corn dan dua buah jus jeruk di kedua tangannya membuatnya kelimpungan. Tanpa sadar ini menyita perhatiannya dan ia tidak memperhatikan jalan sama sekali.
BRUAK!
"ah!"
"aish...!jalan tidak pakai mata ya???!"
Teriak seorang pemuda yang ternyata hiro. Myu memperhatikan baju seragam hiro yang sekarang basah dengan air.
"ah...!"
"kenapa hanya ah! Lihat seragam kerjaku jadi kotor.."
Umpatnya. Myu berdiri dan menatap hiro dengan pandangan galak
"kau juga tidak lihat aku sedang membawa banyak bawaan...!"
"aku sedang terburu-buru..!kenapa aku harus melihatmu!"
umpatnya. Myu merasa kesal dengan pria yang tidak mau kalah dihadapannya ini.
Myu berusaha mencerna kejadian itu dengan baik. Memang dia yang sudah menubruk pria ini.
"baiklah,aku yang salah!maafkan aku!"
ujarnya mengulurkan tangannya.
Hiro menghela nafas kesal. Dia sudah telat 30 menit,pikirnya.
"lupakan"
Ujarnya menepis tangan myu dan berlalu.
Deg...
Jantung hiro berdetak kencang. Perasaan apa ini...pikirnya.
"tangannya dingin sekali...seperti mayat.."
Ujarnya menoleh kebelakang dan tak mendapati myu ditempatnya...
"izmu...!"
myu berlari kecil mengejar izmu yang sudah menunggunya dengan cemas. dengan senyum 'tanpa rasa bersalahnya' ia berlari-lari kecil dengan minuman dan makanan dipelukannya.
"anda pergi kemana..saya sangat khawatir.."
"aku membeli snack...!"
tunjuknya. izmu dengan cepat mengambil alih membawa semua makanan itu.
"tau tidak..tadi aku bertubrukan dengan seorang pemuda...yang wajahnya sama pucatnya seperti aku!"
"benarkah?"
tanya izmu ala kadarnya-semata untuk membuatnya senang saja- sambil membawakan seluruh makanan dan minuman yang dibeli myu barusan-
"benar! anak itu sangat pucat...!tapi aku merasakan jantungnya berdetak,suhu tubuhnya juga normal..."
menghela nafasnya, izmu tersenyum geli.
"mungkin saja dia sedang sakit, makanya wajahnya pucat yang mulia.."
myu menggelengkan kepalanya cepat.
"tidak!aku merasakan aura yang lain...!"
melirik jam tangannya sekilas, izmu segera menunjuk studio tempat mereka akan menonton film.
"film akan dimulai 5 menit lagi..masih mau nonton?"
"ah,sorry! tentu saja!!"
"lain kali kalau kau terlambat, kau ku pecat!"
umpat Mr. Yoshiki, pemilik bioskop tempat hiro bekerja. pria itu kini berada didepan hiro yang berulang kali menunduk dan meminta maaf, yoshiki menatap sebal ke arahnya.
"dan coba lihat penampilanmu!kenapa bajumu basah semua?"
"ano...tadi saya tidak sengaja bertubrukan dengan seseorang.."
menggelengkan kepala kesal, yoshiki segera keluar dari ruangan ganti pegawai.
"cepat ganti seragammu..."
hiro menghela nafas lega, dia bersyukur karena kali ini boss nya berbaik hati memberikan kesempatan untuk bekerja dibioskop ini. hiro harus bekerja demi mengobati sakit sang ibu.
menyemangati dirinya sendiri dengan tersenyum di depan kaca diruangan pegawai, hiro memutuskan untuk pergi keruangan dimana para pegawai bisa meminjam seragam...
"huwaaaa...film nya seru!"
teriak myu kesenangan. akhirnya film-yang bagi izmu itu membosankan- selesai juga. wajah sumringah myu yang keluar dari bioskop itu membuat izmu tenang. setidaknya dia tak kan mengulah minta ini dan itu karena saat ini perasaannya sedang bagus.
myu dan izmu berjalan melewati loket pembelian tiket dan tiba-tiba saja myu berhenti mendadak.
"sssssh...."
tiba-tiba matanya menjadi semerah darah melihat penjaga loket penjualan tiket film itu. lelaki itu adalah lelaki yang menabraknya tadi.
myu berpikir sejenak,untuk apa dia menjadi semarah itu?
apa yang ada di pikirannya?
dia memandang laki-laki yang sedang bekerja dengan serius itu intens.
dia putih pucat.. bola matanya berbeda dari manusia biasanya..
"itu hanya perasaanku.."
myu menggelengkan kepalanya. dia tidak ingin berpikir lebih jauh ketika pertama kali dia melihat seseorang.
Chocoretto Gakuen
riuh ricuh suara siswa Chocoretto gakuen-tempat para vampire bangsawan bersekolah- ketika dua orang pemuda tampan lewat dikoridor sekolah. sepertinya menjadi hal yang sangat istimewa jika dua orang yang benar-benar menjadi idola disekolah vampire ini lewat dihadapan para murid lainnya.
sekolah chocoretto gakuen didirikan khusus untuk mendidik para vampire kelas bangsawan agar mempunyai ilmu dan tata krama yang baik layaknya seorang bangsawan vampire. sekolah khusus ini tidak diperkenankan untuk para vampire kelas bawah yang selalu membuat keonaran karena -menurut mereka- kurang mendapatkan ilmu tata krama oleh keluarganya sendiri.
pada kenyataannya, itu disebabkan karena tekanan batin yang diberikan oleh para bangsawan ini karena adanya diskriminasi sosial.
"psst..lihat,ketua osis Sai dan wakil ketua osis kuran.."
bisik salah satu dari siswa wanita di koridor sekolah. kedua pemuda yang ternyata adalah ketua osis dan wakil ketua osis sekolah sedang berjalan menuju kantor kepala sekolah.
tiba-tiba, salah satu dari kedua pemuda itu- yang wajahnya terlihat manis,dengan rambut berwarna coklat- berhenti dan menatap kedua wanita itu.
"kau memakai rok sekolah terlalu pendek.."
ujarnya kepada salah satu wanita yang berbisik kepadanya itu.
"akan ku kurangi nilaimu 10 poin jika besok kau tidak menggantinya dengan yang baru.."
"ba...baik wakil ketua osis, munade.."
pria-yang bernama munade- tersenyum manis kepada wanita itu. ia terkenal dengan peraturan-peraturannya yang ketat, berbeda dengan sang ketua osis yang kelihatannya lebih santai dibandingkan dia.
"sudahlah tidak usah terlalu formal.. ayo kita masuk.."
ujar sang ketua osis bernama sai.
tok..tok..
suara ketukan pintu terdengar dari dalam ruangan kepala sekolah yang terlihat sangat mewah, sang kepala sekolah chocoretto gakuen yang tak tampak menua itupun tersenyum.
"masuk"
"selamat malam, Headmaster Gackt.."
kepala sekolah itu tersenyum riang menatap sai.
"anakku,tidak usah terlalu formal begitu..."
"ayolah ayah...ini disekolah,sebaiknya aku menjaga sikapku.."
gackt tersenyum dan menganggukkan kepalanya riang. sejurus kemudian mata hijaunya menatap kedua pemuda yang ada dihadapannya ini dengan tatapan serius.
"aku punya misi untuk kalian... sepertinya kalian harus ke dunia manusia untuk menjemput myu-sama.."
"ee?? "
sai kaget, kenapa tiba-tiba ia bisa mendapatkan misi menjemput sang putra mahkota yang hobinya 'keluyuran' itu. namun wajah munade tidak menunjukkan kekagetannya.
"baiklah headmaster..kami akan segera menjemputnya.."
"sebenarnya kalian tidak hanya menjemput myu-sama.. aku menemukan seorang vampire immortal didunia manusia yang sepertinya ada hubungannya dengan kerajaan.."
===================================================================
"sekarang kita mau kemana lagi?"
izmu, menggotong banyak sekali barang belanjaan menatap kesal kearah myu yang masih saja tersenyum lebar memilih ini dan itu. menghentakkan kakinya,myu menatap myu dengan pandangan marah.
"aku masih ingin belanja..kenapa kau kelihatan tidak suka seperti itu...?"
"maafkan aku.."
myu menggerutu kecil dan meneruskan perjalanannya. hari sudah semakin malam namun tak membuat myu mengurungkan niatnya untuk berbelanja.
"sudah waktunya kita pulang,yangmulia.."
"ee??? cepat sekali.."
izmu melirik jam tangannya sekilas dan tersenyum penuh kemenangan.
"sudah hampir malam,kita harus segera ke kastil sebelum yang mulia raja pulang.."
membulatkan matanya panik,myu mendadak seperti orang kesurupan. dia berlari kesana sini,merasa panik.
"bagaimana ini??apa yang harus ku lakukan??"
"kita keluar dari sini dan segera pulang ke Chocoretto dengan kereta express..."
menarik lengan izmu keluar dari pusat perbelanjaan sambil berlari kecil, myu berharap agar dia tidak terlambat. sebab menggunakan kekuatan vampire untuk pergi ke chocoretto sama dengan mati. semua vampire akan menyadari keberadaannya karena ia menggunakan kekuatannya.
tersentak, dia merasakan ada dua vampire yang sedang menuju ke arah tempatnya berada saat ini.
"pasti daddy atau kepala sekolah stress itu menyuruh 'antek-antek' nya menjemputku lagi!"
gerutunya sebal, kemudian dia merasakan hawa keberadaan yang lain
"izmu...aku merasakan adanya vampire lain.."
myu dan izmu berhenti disebuah jalan sempit ketika memperhatikan seorang gadis yang dikepung beberapa orang pemuda yang sepertinya berniat buruk terhadapnya.
myu dan izmu melirik sekilas kearah wanita itu dan buru-buru berjalan menjauhinya- myu tak suka jika harus mencampuri urusan manusia seperti itu-
"siapa saja tolong aku!"
teriaknya. sepertinya beberapa pemuda itu mencoba untuk mengambil sesuatu darinya atau berniat memperkosanya. namun hati myu tak tergerak,dia lebih membayangkan wajah seram ayahnya yang sudah menunggunya di istana dibandingkan dengan penderitaan gadis itu.
"tolong aku!!"
derap langkah kaki seorang pemuda yang sepertinya dikenal myu membuat langkahnya terhenti, sepertinya dia mengenal langkah kaki orang ini. menoleh kebelakang,ia disuguhkan dengan pandangan ketiga pemuda yang melakukan tindakan kriminal dengan seorang pemuda didepannya.
pria yang tadi bertubrukan dengan myu!
"lepaskan dia..!"
teriak pria tampan itu.
"urusan apa denganmu?"
"aku benci orang yang menyakiti wanita.."
umpat pria yang ternyata hiro itu sambil memandang tajam kearah tiga pemuda tadi.
"kau kuberi kesempatan dalam hitungan tiga detik lari.. atau kau akan mati ditanganku..!"
teriak salah satu dari ketiga pemuda berandalan itu, hiro tersenyum meremehkan.
"lepaskan kataku.."
sebuah tongkat besi diayunkan kearah hiro,dan dia menangkapnya. bahkan meremasnya hingga menjadi serpihan besi kecil yang membuatnya tersenyum sinis.
hiro mendadak berubah, entah apa yang merasuki pikirannya tapi dia kini berubah. tidak seperti hiro yang biasa dikenali,pemuda ceria yang cekatan dalam bekerja. sekarang hiro berubah,dengan mata semerah darah dan juga kedua taring yang menyembul dari kedua giginya, dia tersenyum kepada ketiga pemuda itu.
"vam..."
"vampire.."
sambungnya sambil tersenyum,sepertinya hiro mempunyai satu sisi lagi didalam dirinya yang tak disadarinya. satu sisi didalam dirinya... seorang vampire.. hiro saat ini berwajah sepucat kapas, cahaya dari wajahnya terpantul oleh sinar rembulan,seolah kedua taringnya adalah pedang tajam yang siap menembus apapun yang menghalangi jalannya.. mengertakkan kedua tangannya. kukunya menyembul seolah-olah besi tajam yang menari-nari mengikuti gerak jarinya. langkahnya ringan berlari menuju mangsanya,dengan kecepatan kilat salah seorang dari pemuda itu ambruk ditangannya dengan wajah pucat kehabisan darah. hiro tersenyum lagi, darah mengalir keluar dari sela-sela bibirnya. kedua pemuda lainnya berjalan mundur dengan langkah ketakutan, namun tak dibiarkan begitu saja olehnya.
dalam sekejap saja dua orang tadipun menyusul temannya. mereka mati..
rasanya myu tak percaya, orang yang sedang ia lihat sekarang sama sepertinya. seorang vampire,
namun lamunannya berhenti ketika ia mendengar suara sirine polisi.
"izmu,amankan gadis itu!"
jeritnya. dengan satu tangannya ia menarik hiro yang sepertinya kembali kepada dirinya semula itu menjauh dari tempat itu.
===================================================================
maka disinilah mereka sekarang,dihutan terlarang tempat terdekat menuju kerajaan chocoretto. myu melipat tangannya,memandang tajam kearah hiro dengan baju berlumuran darah dan tertidur itu- setelah sebelumnya berhasil menghapus ingatan gadis malang tadi dan membiarkannya tertidur didekat pos polisi.
"dia vampire.."
"un...kau benar,tapi jantungnya berdetak.."
myu menatap hiro keheranan,sepertinya sesuatu membuatnya merasa kalau ia dan hiro mempunyai ikatan.
"immortal..mungkin saja.."
myu mengangguk mengiyakan pendapat izmu. tiba-tiba saja dua makhluk tampan yang ternyata vampire sahabat mereka- munade dan sai- datang menghampiri mereka.
"aku mencium darah.."
"ada apa ini?"
berondongan pertanyaan mulai mereka lancarkan ketika melihat seorang pemuda tertidur dengan kemeja berlumuran darah dan wajah yang pucat.
"hey,siapa dia?"
munade dan sai memandang satu persatu wajah myu dan izmu. seolah menuntut pertanyaan dari mereka tentang apa yang telah terjadi saat ini dan siapa pemuda yang ada dihadapan mereka ini.
"err...aku bisa menjelaskan.."
ujar myu menatap takut kedua pemuda 'penjaganya' itu.
"dia sepertinya vampire immortal yang kehilangan ingatannya.. tadi dia menyerang tiga orang pemuda dan aku memutuskan membawanya kesini.. "
"membunuh?"
baru saja munade ingin menanyakan banyak hal lagi kepada myu, hiro mengerjapkan matanya. dia terbangun dan mendapati dirinya yang berlumuran darah kering. membelalakkan matanya hiro mengatupkan kedua tangannya diwajahnya.
"aku melakukannya lagi....aku membunuh lagi...!"
ke empat pemuda itu menatap hiro dengan pandangan khawatir, sepertinya ia benar-benar tak tau apa yang baru saja dilakukannya.
"chotto....!"
"jangan mendekat,aku seorang pembunuh!"
jeritnya pilu. hiro mundur teratur dari ke empat pemuda itu, menatap mereka dengan pandangan ngeri.
"tenanglah...kau aman bersama kami..."
ujar myu
"jangan mendekat!atau bisa-bisa aku akan membunuh kalian...!"
teriak hiro ketakutan. dia terjatuh,duduk dan memeluk lututnya dengan kedua tangannya. sepertinya frustasi menyerangnya.
"aku selalu seperti ini... aku tiba-tiba hilang kendali dan bisa membunuh siapa saja! jangan dekati aku!!"
"tenang..kau tidak akan melakukan apapun terhadap kami..."
munade mengulurkan tangannya kepada hiro, hiro menepisnya.
"tau apa kau?! kau tidak pernah merasakan menjadi seorang pembunuh..!kau tidak pernah tau rasanya jadi aku...!"
tersenyum penuh pengertian munade mendekatinya dan mengulurkan tangannya sekali lagi.
"kami tau rasanya... kamipun berada di posisi yang sama denganmu..."
hiro membelalakkan matanya, sesuatu yang tak pernah ia sadari sebelumnya, sesuatu yang di anggapnya hanya berada di sebuah novel dan film tentang legenda makhluk penghisap darah. sesuatu yang ia anggap bodoh dan hanya orang bodoh yang mempercayai legenda itu ternyata benar. pria 'manis' dihadapannya ini memiliki kedua taring yang menyembul di gigi atasnya.
taring yang sepertinya tajam yang siap menusuk orang siapa saja.
"kau....vampire?"
"kami semua adalah vampire kecuali izmu, dan...kau adalah makhluk immortal..kau sama seperti kami.."
masih belum percaya dan menganggap ini semua hanyalah bagian dari mimpi belaka, hiro hanya diam dan menatap ke empat pemuda dihadapannya itu keheranan.
apa yang membuatnya tersesat begitu jauh hingga kesini?
dan hiro harus bisa menerima,jika sebentar lagi hidupnya akan tersesat lebih dalam lagi....
TBC