CHOCORETTO at Reverb nation


Friday, August 26, 2011

IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (CHAPTER 2)

IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (CHAPTER 2)

CHOCORETTO,vampire knight chara,the gazette,myself/

BY Ichijou Yuuga

author's note : maaf lama update nya.. ^^ selamat menikmati..
Mencekam..
Satu hal yang sangat mengerikan yang bisa digambarkan dari sebuah kerajaan bernama CHOCORETTO adalah kegelapan. Kota vampire yang berisi semua vampire jenis apapun ini terlihat sangat mencekam dan menakutkan. Kota ini begitu gelap, dan penuh dengan kejahatan. Semua orang hidup berkoloni. Darah murni dan darah murni seakan haus kekuasaan, tak ada yang bisa menandingi kekuatan mereka dan semua harus tunduk dibawah kekuasaan mereka.
Vampire bangsawan yang tidak lebih dari sekedar para penjilat darah murnipun hidup berkoloni sesamanya,tak ada yang mau bergabung dengan vampire berlevel rendah yang haus akan darah, tidak mempunyai kekuatan,labil dan tersiksa. Mereka menahan rasa dahaga ditubuhnya dan itu membuat mereka tersiksa. Tak jarang ada vampire yang pergi ke dunia manusia dan mengulah disana. Mencari mangsa dan menunjukkan eksistensi mereka didunia manusia untuk sekedar diakui.
Karena tak ada yang mau berbagi disini. Tak ada vampire kaum atas yang sudi berbagi kesenangan dengan vampire golongan bawah. Bahkan tak ada yang berniat untuk melatih mereka bagaimana caranya menahan diri untuk tidak mencelakakan manusia.
Sang raja,Aoi. Dia sudah bersikap sangat bijaksana. Namun, sebuah prinsip yang membuat kerajaannya menjadi seperti ini, prinsip darah murni adalah diatas segalanya yang membuat rakyatnya menjadi terpecah belah seperti ini.
Ia menutup matanya tentang apa yang terjadi disini,dia tak peduli. Hingga seseorang mengubah pendapatnya, putranya yang kembali telah merubah pendapatnya.
"telah ditemukan dua orang mayat dengan luka sobekan di leher malam tadi sekitar pukul 03.00 dini hari...menurut saksi mata...bla bla bla"
sambil memperhatikan tv sekilas sebelum berangkat bekerja,seorang pemuda berwajah tampan keluar dari sebuah apartemen sederhana disudut kota tokyo yang tak pernah mati. Mengenakan baju seragam kerjanya,dia menghela nafas berat.
Rasanya sesuatu mengganjal perasaannya, entah perasaan haus atau lapar, yang jelas dia merasa sangat gerah dengan sesuatu. Berpamitan dengan ibunya-seorang wanita cantik yang berdiri didepan pintu apartemennya melambaikan tangan kepadanya-
"aku pergi,bu.."
"kiyotsukete hiro-kun..."
Pemuda itu tersenyum. Dia berjalan menuruni tangga besi diapartemennya. Merasa silau dengan terangnya matahari pagi akhir-akhir ini dirasakan menyusahkan olehnya.
"Apakah akhir-akhir ini cuaca sedang naik beberapa derajat"
Pikirnya. Hiro, pemuda 20 tahun biasa yang hidupnya mulai tak biasa sejak aku menulis kisahnya disini. Bekerja sebagai penjaga tiket bioskop disebuah gedung bioskop tua dikota tokyo. Dengan gaji tak seberapa,dia meneruskan kuliah sambil membiayai hidupnya dan ibunya. Ibunya sakit-sakitan jadi sejak 5 tahun yang lalu Hiro mulai membiayai hidup dan sekolahnya sendiri karena ia tidak ingin membuat ibunya menderita. Mereka hidup berdua, uruha-ibunya- mengatakan kepadanya jika ayahnya yang bernama aoi shiroyama sudah lama pergi meninggalkannya- sejak saat itu, hiro sedikit menaruh dendam kepada ayahnya yang telah tega membiarkan ibu tercintanya menghidupinya seorang diri, dia berjanji akan menemukan ayahnya suatu saat nanti dan meminta pertanggung jawaban tentang nasib mereka yang terkatung-katung selama 20 tahun.
Hiro menyukai kegelapan-entah itu adalah bawaan lahirnya- tapi tak menolak sinar matahari. Dia banyak bergaul dengan teman-temannya, dia anak yang cerdas.. Hiro senang dengan sesuatu yang merah seperti darah mungkin. Dia juga pernah menanyakan hal ini kepada ibunya. Sang ibu hanya tertawa dan berkata "bawaan lahir mungkin.."
Hiro senang daging setengah matang, hiro selalu merasa tidak enak badan disiang hari yang panas walaupun dia harus bisa melawan kebiasaan anehnya demi uang. Dan hiro... Tak pernah bisa tidur dimalam hari.
Kembali ke chocoretto, seorang pemuda berwajah cantik berjalan dengan wajah cemberut menuruni kastil istana kerajaan. Bersama dengan pria bertubuh kekar dibelakangnya. Dia menuruni tangga dengan perasaan dongkol karena sesuatu.
"aku sudah bilang pada daddy kalau aku tidak ingin menghadiri pertemuan dengan vampire-vampire rendahan yang akan menjodohkan putrinya denganku!aku tidak mau!"
umpatnya kepada sang pengawal yang hanya diam mendengarkan ocehannya.
"aku bisa gila lama-lama disini... Pokoknya aku ingin kekota sekarang dan berbelanja sesuka hatiku..! Izmu,kau mau menemaniku kan?"
Tanya nya yang sepertinya lebih mengartikan bahwa itu sebuah perintah. Izmu sudah satu tahun menghabiskan waktu bersama myu. Dia memutuskan untuk berhenti memburu vampire dan beralih melindungi myu sebagai pengawalnya dari serangan manusia yang memburu vampire. Ya, izmu adalah manusia..
"apapun yang anda inginkan,yang mulia Myu.."
ujarnya.
"nice boy..."
senyum terkembang dari wajah cantik pria itu.
"aku ingin kedunia manusia..ayo kita kesana..!"
Rengeknya.
"tapi yang mulia putra mahkota..nanti raja bisa marah kalau anda tidak bilang apapun kepadanya.."
"tidak masalah... Daddy tak kan pernah marah kepadaku..."
Ujarnya memainkan boneka beruang yang ada diatas tempat tidurnya
"tapi tadi yang mulia bilang akan pergi berbelanja kekota..."
ujar izmu mengalihkan perhatiannya, myu tersenyum sinis
"aku kan belum bilang aku ingin belanja ke kota.... Kota TOKYO.."
Ujarnya penuh penekanan.
"tapi..."
"kalau kau tidak mau menemaniku aku akan nangis semalaman..."
Matanya menatap izmu dengan pandangan berkaca-kaca, izmu merasa kasihan. Itu adalah jurus ampuh yang digunakan myu untuk membujuk orang-orang agar menuruti kemauannya.
"baiklah..."
Dan mereka bertemu...
Mereka yang akan merubah semuanya..
Mereka yang akan merubah keadaan..
"izmu...!ayo cepat!"
teriaknya, merasa tak sabar dan menarik tangan sang pengawal yang melakukan penyamaran dengan menggunakan busana anak muda jaman sekarang.
Sepatu kets dengan kemeja dan celana jeans yang super gaya.
Dan myu, dia menggunakan gaun hitam dan pita berwarna hitam yang terlihat manis.
"aw...bisakah anda memakai pakaian pria saja?"
"nanti bisa ketauan sama orang suruhan daddy..!"
Jawabnya singkat. Dia mengenakan kacamata hitamnya dan berjalan dipusat kota.
Tak kan ada yang mengenali mereka,pikirnya.
Yah, paling mereka dikira sebagai anak-anak muda yang biasa berjalan-jalan di distrik harajuku.
"lihat, itu bioskop...!"
Tunjuk myu. Izmu hanya mengangguk.
"aku mau mencoba masuk kesana...!"
rengeknya. Apapun itu, izmu takkan pernah bisa menolak perintahnya.
"baikalah..anda mau nonton apa?"
Tanya nya dengan nada malas, myu tersenyum senang.
"itu.."
Tunjukknya. 'HARRY POTTER and THE DEATHLY HALLOW part 2'
Izmu tau film itu.. Dia sering menonton film itu ketika masih bersekolah disini bersama teman-temannya.
"oh..baiklah,tunggu disini saja.. Biar saya yang beli tiketnya.."
ujarnya. Myu mengangguk. Izmu berjalan menuju stand penjualan tiket dengan malas.
Dia tak kan mau membiarkan sang putra mahkota yang pergi sendiri kesana. Bisa pingsan karena lemas jika myu melihat banyak manusia tapi tak seorangpun yang bisa ia hisap darahnya.
Lima menit terasa sangat lama bagi myu. Dia menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"aku akan pergi beli minuman selagi menunggu izmu...!"
Ujarnya.
Membawa dua buah pop corn dan dua buah jus jeruk di kedua tangannya membuatnya kelimpungan. Tanpa sadar ini menyita perhatiannya dan ia tidak memperhatikan jalan sama sekali.
BRUAK!
"ah!"
"aish...!jalan tidak pakai mata ya???!"
Teriak seorang pemuda yang ternyata hiro. Myu memperhatikan baju seragam hiro yang sekarang basah dengan air.
"ah...!"
"kenapa hanya ah! Lihat seragam kerjaku jadi kotor.."
Umpatnya. Myu berdiri dan menatap hiro dengan pandangan galak
"kau juga tidak lihat aku sedang membawa banyak bawaan...!"
"aku sedang terburu-buru..!kenapa aku harus melihatmu!"
umpatnya. Myu merasa kesal dengan pria yang tidak mau kalah dihadapannya ini.
Myu berusaha mencerna kejadian itu dengan baik. Memang dia yang sudah menubruk pria ini.
"baiklah,aku yang salah!maafkan aku!"
ujarnya mengulurkan tangannya.
Hiro menghela nafas kesal. Dia sudah telat 30 menit,pikirnya.
"lupakan"
Ujarnya menepis tangan myu dan berlalu.
Deg...
Jantung hiro berdetak kencang. Perasaan apa ini...pikirnya.
"tangannya dingin sekali...seperti mayat.."
Ujarnya menoleh kebelakang dan tak mendapati myu ditempatnya...
"izmu...!"
myu berlari kecil mengejar izmu yang sudah menunggunya dengan cemas. dengan senyum 'tanpa rasa bersalahnya' ia berlari-lari kecil dengan minuman dan makanan dipelukannya.
"anda pergi kemana..saya sangat khawatir.."
"aku membeli snack...!"
tunjuknya. izmu dengan cepat mengambil alih membawa semua makanan itu.
"tau tidak..tadi aku bertubrukan dengan seorang pemuda...yang wajahnya sama pucatnya seperti aku!"
"benarkah?"
tanya izmu ala kadarnya-semata untuk membuatnya senang saja- sambil membawakan seluruh makanan dan minuman yang dibeli myu barusan-
"benar! anak itu sangat pucat...!tapi aku merasakan jantungnya berdetak,suhu tubuhnya juga normal..."
menghela nafasnya, izmu tersenyum geli.
"mungkin saja dia sedang sakit, makanya wajahnya pucat yang mulia.."
myu menggelengkan kepalanya cepat.
"tidak!aku merasakan aura yang lain...!"
melirik jam tangannya sekilas, izmu segera menunjuk studio tempat mereka akan menonton film.
"film akan dimulai 5 menit lagi..masih mau nonton?"
"ah,sorry! tentu saja!!"
"lain kali kalau kau terlambat, kau ku pecat!"
umpat Mr. Yoshiki, pemilik bioskop tempat hiro bekerja. pria itu kini berada didepan hiro yang berulang kali menunduk dan meminta maaf, yoshiki menatap sebal ke arahnya.
"dan coba lihat penampilanmu!kenapa bajumu basah semua?"
"ano...tadi saya tidak sengaja bertubrukan dengan seseorang.."
menggelengkan kepala kesal, yoshiki segera keluar dari ruangan ganti pegawai.
"cepat ganti seragammu..."
hiro menghela nafas lega, dia bersyukur karena kali ini boss nya berbaik hati memberikan kesempatan untuk bekerja dibioskop ini. hiro harus bekerja demi mengobati sakit sang ibu.
menyemangati dirinya sendiri dengan tersenyum di depan kaca diruangan pegawai, hiro memutuskan untuk pergi keruangan dimana para pegawai bisa meminjam seragam...
"huwaaaa...film nya seru!"
teriak myu kesenangan. akhirnya film-yang bagi izmu itu membosankan- selesai juga. wajah sumringah myu yang keluar dari bioskop itu membuat izmu tenang. setidaknya dia tak kan mengulah minta ini dan itu karena saat ini perasaannya sedang bagus.
myu dan izmu berjalan melewati loket pembelian tiket dan tiba-tiba saja myu berhenti mendadak.
"sssssh...."
tiba-tiba matanya menjadi semerah darah melihat penjaga loket penjualan tiket film itu. lelaki itu adalah lelaki yang menabraknya tadi.
myu berpikir sejenak,untuk apa dia menjadi semarah itu?
apa yang ada di pikirannya?
dia memandang laki-laki yang sedang bekerja dengan serius itu intens.
dia putih pucat.. bola matanya berbeda dari manusia biasanya..
"itu hanya perasaanku.."
myu menggelengkan kepalanya. dia tidak ingin berpikir lebih jauh ketika pertama kali dia melihat seseorang.
Chocoretto Gakuen
riuh ricuh suara siswa Chocoretto gakuen-tempat para vampire bangsawan bersekolah- ketika dua orang pemuda tampan lewat dikoridor sekolah. sepertinya menjadi hal yang sangat istimewa jika dua orang yang benar-benar menjadi idola disekolah vampire ini lewat dihadapan para murid lainnya.
sekolah chocoretto gakuen didirikan khusus untuk mendidik para vampire kelas bangsawan agar mempunyai ilmu dan tata krama yang baik layaknya seorang bangsawan vampire. sekolah khusus ini tidak diperkenankan untuk para vampire kelas bawah yang selalu membuat keonaran karena -menurut mereka- kurang mendapatkan ilmu tata krama oleh keluarganya sendiri.
pada kenyataannya, itu disebabkan karena tekanan batin yang diberikan oleh para bangsawan ini karena adanya diskriminasi sosial.
"psst..lihat,ketua osis Sai dan wakil ketua osis kuran.."
bisik salah satu dari siswa wanita di koridor sekolah. kedua pemuda yang ternyata adalah ketua osis dan wakil ketua osis sekolah sedang berjalan menuju kantor kepala sekolah.
tiba-tiba, salah satu dari kedua pemuda itu- yang wajahnya terlihat manis,dengan rambut berwarna coklat- berhenti dan menatap kedua wanita itu.
"kau memakai rok sekolah terlalu pendek.."
ujarnya kepada salah satu wanita yang berbisik kepadanya itu.
"akan ku kurangi nilaimu 10 poin jika besok kau tidak menggantinya dengan yang baru.."
"ba...baik wakil ketua osis, munade.."
pria-yang bernama munade- tersenyum manis kepada wanita itu. ia terkenal dengan peraturan-peraturannya yang ketat, berbeda dengan sang ketua osis yang kelihatannya lebih santai dibandingkan dia.
"sudahlah tidak usah terlalu formal.. ayo kita masuk.."
ujar sang ketua osis bernama sai.
tok..tok..
suara ketukan pintu terdengar dari dalam ruangan kepala sekolah yang terlihat sangat mewah, sang kepala sekolah chocoretto gakuen yang tak tampak menua itupun tersenyum.
"masuk"
"selamat malam, Headmaster Gackt.."
kepala sekolah itu tersenyum riang menatap sai.
"anakku,tidak usah terlalu formal begitu..."
"ayolah ayah...ini disekolah,sebaiknya aku menjaga sikapku.."
gackt tersenyum dan menganggukkan kepalanya riang. sejurus kemudian mata hijaunya menatap kedua pemuda yang ada dihadapannya ini dengan tatapan serius.
"aku punya misi untuk kalian... sepertinya kalian harus ke dunia manusia untuk menjemput myu-sama.."
"ee?? "
sai kaget, kenapa tiba-tiba ia bisa mendapatkan misi menjemput sang putra mahkota yang hobinya 'keluyuran' itu. namun wajah munade tidak menunjukkan kekagetannya.
"baiklah headmaster..kami akan segera menjemputnya.."
"sebenarnya kalian tidak hanya menjemput myu-sama.. aku menemukan seorang vampire immortal didunia manusia yang sepertinya ada hubungannya dengan kerajaan.."
===================================================================
"sekarang kita mau kemana lagi?"
izmu, menggotong banyak sekali barang belanjaan menatap kesal kearah myu yang masih saja tersenyum lebar memilih ini dan itu. menghentakkan kakinya,myu menatap myu dengan pandangan marah.
"aku masih ingin belanja..kenapa kau kelihatan tidak suka seperti itu...?"
"maafkan aku.."
myu menggerutu kecil dan meneruskan perjalanannya. hari sudah semakin malam namun tak membuat myu mengurungkan niatnya untuk berbelanja.
"sudah waktunya kita pulang,yangmulia.."
"ee??? cepat sekali.."
izmu melirik jam tangannya sekilas dan tersenyum penuh kemenangan.
"sudah hampir malam,kita harus segera ke kastil sebelum yang mulia raja pulang.."
membulatkan matanya panik,myu mendadak seperti orang kesurupan. dia berlari kesana sini,merasa panik.
"bagaimana ini??apa yang harus ku lakukan??"
"kita keluar dari sini dan segera pulang ke Chocoretto dengan kereta express..."
menarik lengan izmu keluar dari pusat perbelanjaan sambil berlari kecil, myu berharap agar dia tidak terlambat. sebab menggunakan kekuatan vampire untuk pergi ke chocoretto sama dengan mati. semua vampire akan menyadari keberadaannya karena ia menggunakan kekuatannya.
tersentak, dia merasakan ada dua vampire yang sedang menuju ke arah tempatnya berada saat ini.
"pasti daddy atau kepala sekolah stress itu menyuruh 'antek-antek' nya menjemputku lagi!"
gerutunya sebal, kemudian dia merasakan hawa keberadaan yang lain
"izmu...aku merasakan adanya vampire lain.."
myu dan izmu berhenti disebuah jalan sempit ketika memperhatikan seorang gadis yang dikepung beberapa orang pemuda yang sepertinya berniat buruk terhadapnya.
myu dan izmu melirik sekilas kearah wanita itu dan buru-buru berjalan menjauhinya- myu tak suka jika harus mencampuri urusan manusia seperti itu-
"siapa saja tolong aku!"
teriaknya. sepertinya beberapa pemuda itu mencoba untuk mengambil sesuatu darinya atau berniat memperkosanya. namun hati myu tak tergerak,dia lebih membayangkan wajah seram ayahnya yang sudah menunggunya di istana dibandingkan dengan penderitaan gadis itu.
"tolong aku!!"
derap langkah kaki seorang pemuda yang sepertinya dikenal myu membuat langkahnya terhenti, sepertinya dia mengenal langkah kaki orang ini. menoleh kebelakang,ia disuguhkan dengan pandangan ketiga pemuda yang melakukan tindakan kriminal dengan seorang pemuda didepannya.
pria yang tadi bertubrukan dengan myu!
"lepaskan dia..!"
teriak pria tampan itu.
"urusan apa denganmu?"
"aku benci orang yang menyakiti wanita.."
umpat pria yang ternyata hiro itu sambil memandang tajam kearah tiga pemuda tadi.
"kau kuberi kesempatan dalam hitungan tiga detik lari.. atau kau akan mati ditanganku..!"
teriak salah satu dari ketiga pemuda berandalan itu, hiro tersenyum meremehkan.
"lepaskan kataku.."
sebuah tongkat besi diayunkan kearah hiro,dan dia menangkapnya. bahkan meremasnya hingga menjadi serpihan besi kecil yang membuatnya tersenyum sinis.
hiro mendadak berubah, entah apa yang merasuki pikirannya tapi dia kini berubah. tidak seperti hiro yang biasa dikenali,pemuda ceria yang cekatan dalam bekerja. sekarang hiro berubah,dengan mata semerah darah dan juga kedua taring yang menyembul dari kedua giginya, dia tersenyum kepada ketiga pemuda itu.
"vam..."
"vampire.."
sambungnya sambil tersenyum,sepertinya hiro mempunyai satu sisi lagi didalam dirinya yang tak disadarinya. satu sisi didalam dirinya... seorang vampire.. hiro saat ini berwajah sepucat kapas, cahaya dari wajahnya terpantul oleh sinar rembulan,seolah kedua taringnya adalah pedang tajam yang siap menembus apapun yang menghalangi jalannya.. mengertakkan kedua tangannya. kukunya menyembul seolah-olah besi tajam yang menari-nari mengikuti gerak jarinya. langkahnya ringan berlari menuju mangsanya,dengan kecepatan kilat salah seorang dari pemuda itu ambruk ditangannya dengan wajah pucat kehabisan darah. hiro tersenyum lagi, darah mengalir keluar dari sela-sela bibirnya. kedua pemuda lainnya berjalan mundur dengan langkah ketakutan, namun tak dibiarkan begitu saja olehnya.
dalam sekejap saja dua orang tadipun menyusul temannya. mereka mati..
rasanya myu tak percaya, orang yang sedang ia lihat sekarang sama sepertinya. seorang vampire,
namun lamunannya berhenti ketika ia mendengar suara sirine polisi.
"izmu,amankan gadis itu!"
jeritnya. dengan satu tangannya ia menarik hiro yang sepertinya kembali kepada dirinya semula itu menjauh dari tempat itu.
===================================================================
maka disinilah mereka sekarang,dihutan terlarang tempat terdekat menuju kerajaan chocoretto. myu melipat tangannya,memandang tajam kearah hiro dengan baju berlumuran darah dan tertidur itu- setelah sebelumnya berhasil menghapus ingatan gadis malang tadi dan membiarkannya tertidur didekat pos polisi.
"dia vampire.."
"un...kau benar,tapi jantungnya berdetak.."
myu menatap hiro keheranan,sepertinya sesuatu membuatnya merasa kalau ia dan hiro mempunyai ikatan.
"immortal..mungkin saja.."
myu mengangguk mengiyakan pendapat izmu. tiba-tiba saja dua makhluk tampan yang ternyata vampire sahabat mereka- munade dan sai- datang menghampiri mereka.
"aku mencium darah.."
"ada apa ini?"
berondongan pertanyaan mulai mereka lancarkan ketika melihat seorang pemuda tertidur dengan kemeja berlumuran darah dan wajah yang pucat.
"hey,siapa dia?"
munade dan sai memandang satu persatu wajah myu dan izmu. seolah menuntut pertanyaan dari mereka tentang apa yang telah terjadi saat ini dan siapa pemuda yang ada dihadapan mereka ini.
"err...aku bisa menjelaskan.."
ujar myu menatap takut kedua pemuda 'penjaganya' itu.
"dia sepertinya vampire immortal yang kehilangan ingatannya.. tadi dia menyerang tiga orang pemuda dan aku memutuskan membawanya kesini.. "
"membunuh?"
baru saja munade ingin menanyakan banyak hal lagi kepada myu, hiro mengerjapkan matanya. dia terbangun dan mendapati dirinya yang berlumuran darah kering. membelalakkan matanya hiro mengatupkan kedua tangannya diwajahnya.
"aku melakukannya lagi....aku membunuh lagi...!"
ke empat pemuda itu menatap hiro dengan pandangan khawatir, sepertinya ia benar-benar tak tau apa yang baru saja dilakukannya.
"chotto....!"
"jangan mendekat,aku seorang pembunuh!"
jeritnya pilu. hiro mundur teratur dari ke empat pemuda itu, menatap mereka dengan pandangan ngeri.
"tenanglah...kau aman bersama kami..."
ujar myu
"jangan mendekat!atau bisa-bisa aku akan membunuh kalian...!"
teriak hiro ketakutan. dia terjatuh,duduk dan memeluk lututnya dengan kedua tangannya. sepertinya frustasi menyerangnya.
"aku selalu seperti ini... aku tiba-tiba hilang kendali dan bisa membunuh siapa saja! jangan dekati aku!!"
"tenang..kau tidak akan melakukan apapun terhadap kami..."
munade mengulurkan tangannya kepada hiro, hiro menepisnya.
"tau apa kau?! kau tidak pernah merasakan menjadi seorang pembunuh..!kau tidak pernah tau rasanya jadi aku...!"
tersenyum penuh pengertian munade mendekatinya dan mengulurkan tangannya sekali lagi.
"kami tau rasanya... kamipun berada di posisi yang sama denganmu..."
hiro membelalakkan matanya, sesuatu yang tak pernah ia sadari sebelumnya, sesuatu yang di anggapnya hanya berada di sebuah novel dan film tentang legenda makhluk penghisap darah. sesuatu yang ia anggap bodoh dan hanya orang bodoh yang mempercayai legenda itu ternyata benar. pria 'manis' dihadapannya ini memiliki kedua taring yang menyembul di gigi atasnya.
taring yang sepertinya tajam yang siap menusuk orang siapa saja.
"kau....vampire?"
"kami semua adalah vampire kecuali izmu, dan...kau adalah makhluk immortal..kau sama seperti kami.."
masih belum percaya dan menganggap ini semua hanyalah bagian dari mimpi belaka, hiro hanya diam dan menatap ke empat pemuda dihadapannya itu keheranan.
apa yang membuatnya tersesat begitu jauh hingga kesini?
dan hiro harus bisa menerima,jika sebentar lagi hidupnya akan tersesat lebih dalam lagi....
TBC

Friday, August 12, 2011

T'S ABOUT ANOTHER WORLD

IT'S ABOUT ANOTHER WORLD (CHAPTER 1)

CHOCORETTO,vampire knight chara,the gazette,myself/

BY Ichijou Yuuga

Gadis itu menjatuhkan tasnya ketika keberadaannya sudah tak lebih dari jarak satu meter dari kedua pria pemalak tadi. Wanita tua itu mengambil kesempatan untuk mundur perlahan ketika kedua pria tadi mengalihkan perhatiannya kepada gadis itu.
"hey...ada korban yang kedua..!"
Jerit mereka, gadis itu mengepalkan tangannya, bola matanya yang merah semerah darah itu berkilat ketika memandang wajah mereka.
"kalian tidak takut kepadaku?"
Tanya gadis itu. Kedua pria itu tertawa mencemooh.
"takut?padamu?kau pikir kami sudah gila...."
"menghadapi bocah seperti mu hanya sekali jentikan tangan...!"
gadis itu tersenyum sarkatis. Dia menjentikkan tangannya sambil menyeringai.
Satu jentikan tangannya membuat tubuh kedua pemuda itu membeku ditempatnya.
"satu jentikan tangan?kau benar...."
ujar gadis itu santai. Dia berjalan menuju kedua pemuda itu.. Bola mata kedua pemalak itu menatap lurus kearahnya,aura ketakutan menyergap mereka.
"satu jentikan jariku maka darah kalian akan menjadi milikku...aku sangat lapar...."
Dengan kedipan mata,segalanya terlihat merah disana. Kedua pria pemalak itu berubah pucat. Ketika tubuh mereka dapat digerakkan lagi,mereka ambruk seketika karena gigi tajam dari gadis itu telah menghisap habis darah mereka.
Gadis itu tersenyum menyeringai,darah masih menetes dari celah bibirnya...
"aku lulus kan,guru?"
Wanita tua yang tadi menjadi korban kedua pria itu tersenyum dan dengan kedua tangannya ia mengoyak wajahnya sendiri.
Ironis!wajah itu berubah menjadi sesosok wanita cantik dan tersenyum kepada gadis itu.
"kau lulus yuu, kau bisa pulang ke kerajaanmu...!chocoretto kingdome!"
Chapter 1
Kereta api express ajaib yang menghubungkan dunia vampire dengan dunia manusia dari rute perjalanan yang dimulai di transylvania-kota para vampire didunia- menuju keberbagai belahan dunia lain dimuka bumi ini pun mulai mengepulkan asapnya.
Berbagai macam rute ke dunia vampire,sihir,sampai negara ninja pun tersedia disini.
Yuu, duduk di kompartemen khusus milik para bangsawan. Dia merebahkan tubuhnya di sofa kompartemen yang terlihat seperti kamar hotel itu dengan nyaman. Sudah lama dia tidak menikmati istirahat sejak bertahun-tahun menghabiskan waktu berlatih ditransylvania. Bersama seorang guru bernama ruka,vampire bangsawan yang telah lama tinggal di kastilnya di transylvinia bersama suaminya,kain akatsuki.
Yuu melihat keluar sembari mulai berpikir tentang kampung halaman yang sudah bertahun-tahun tidak didatanginya.
Selagi asyik dengan lamunan-lamunan masalalu nya,seseorang datang memasuki kompartemen yang sama dengannya.
Pria itu bertubuh layaknya vampire pada umumnya, pucat, bermata semerah darah,berambut pirang dan err...lumayan tampan-kalian tahu semua vampire berwajah lumayan-
"maaf, aku juga menempati kompartemen ini...salam kenal.."
Ujarnya singkat, yuu membalas dengan senyuman dan kembali asyik berkutat dengan pikiran-pikirannya lagi.
"vampire?"
Tanya nya,yuu mengangguk pelan. Sedikit terpesona dengan pria itu,dia jarang menemukan orang seperti ini di transylvania..
Laki-laki yang manis itu mengulurkan tangannya
"ichijou takuma...kau?"
"Yuuga Kuran...."
Lelaki itu membelalakkan matanya. Dia sepertinya terkejut
"ku...kuran??salah satu dari vampire darah murni yang tersisa selain keluarga kerajaan??"
Teriak ichijou, yuu tersenyum.
"kau benar..."
"hey..kau baru menampakkan diri sekarang?"
"aku selama ini di transylvania..belajar mengendalikan ilmu ku..."
ichijou mengangguk mengerti. Kemudian dia meneruskan pembicaraannya.
"tapi semua saudaramu ada di chocoretto..."
"aku dan mereka mempunyai perbedaan usia yang jauh.... Tentu saja mereka berlatih di transylvania jauh lebih dulu dariku...kakakku shizuka sekarang bekerja di kerajaan sebagai pengawas bank vampire di kerajaan, kakak laki-lakiku munade... Dia bekerja sebagai asisten ayah ku yang menjabat sebagai perdana mentri kerajaan chocoretto...tapi aku hanya tau tentang itu...kau tau...aku sudah sangat lama tidak pulang kesini.....ayahku sangat tegas..dia tak memperbolehkan ku menghubungi keluarga setiap saat karena tidak ingin mengganggu latihanku.."
Ujar yuu,tersenyum tipis dan melihat ke arah jendela..
"benarkah? Bahkan kejadian menggemparkan mengenai tahta yang dipengang oleh seorang calon raja yang imortal pun kamu tidak tau?"
Yuu membelalakkan matanya, sepertinya dia ingat telah membaca berita itu di daily news vampire beberapa waktu yang lalu. Namun dia mengabaikannya.
"imortal?"
"ya.... Anak raja kita, Aoi dari pernikahannya dengan seorang manusia bernama uruha..."
yuu masih terpelongo tidak percaya.
Salahnya jika ia tidak pernah menanyakan apa saja yang terjadi di kerajaan ketika dia pergi..
Ya..
Salahnya..
"ke...kenapa bisa seperti itu?"
Tanya yuu,merasa heran dengan sistem kerajaan yang mengirim masuk anak imortal dan menjadi raja di kerajaan ternama seperti chocoretto...
Yuu bertanya-tanya. Apa kelebihan orang itu sehingga dia bisa menjadi pewaris tahta..
Kelebihan berat badan?
Yuu terkikik sendiri akan jawaban sintingnya. Dia kembali serius
"apakah dia kuat?"
ichijou tersenyum
"bahkan tuan Kuran mengakui kehebatannya.."
Yuu terbelalak, ayahnya bisa mengakui kehebatan orang lain.. Itu diluar batas kewajaran..
Dia sepertinya tergerak untuk mengetahui bagaimana cerita makhluk imortal itu...
"kalau aku tidak salah,dia,sai yang putra dari kepala sekolah vampire crescent dan kakak mu adalah sahabat dekat..mungkin kau bisa tanyakan kepadanya tentang semua ini.."
Yuu mengangguk setuju. Menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal,melainkan rasa penasaran yang kini sedang bergelut menentang hatinya, hal ini semakin membuatnya tak sabar untuk segera pulang ke kampung halamannya.
Beberapa jam kemudian, kereta berhenti. Menandakan bahwa mereka telah sampai ditempat tujuan. Yuu kini beranjak turun bersama ichijou melewati gerbong-gerbong kereta api ajaib yang mampu menghubungkan dunia satu kedunia lainnya.
"sepertinya kita berpisah disini,ichijou..."
Ujarnya menyampirkan tasnya kebahu. Ichijou tersenyum manis dan mengulurkan tangannya
"kuharap kita bisa berjumpa lain waktu, yuuga.."
Yuu memperhatikan punggung vampire bangsawan yang berjalan menjauhinya menuju sebuah kereta kuda yang sepertinya menunggu ichijou disana. Yuu berbalik, enggan mengabarkan kepulangannya kepada keluarganya membuat ia harus berjalan sendiri hingga ke kerajaan chocoretto.
Yuu tidak ingin menghabiskan waktunya dikereta kuda. Dia ingin menikmati kepulangannya dengan melihat perubahan yang terjadi di kampung halamannya.
Berdecak kagum ketika pertama menginjakkan kaki digerbang kerajaan chocoretto.
Yuu menghirup nafas kehidupan dikampung halamannya itu. Membuka matanya perlahan
Dan sepertinya keadaan sangat damai saat ini.kabut memang menghiasi kota ini-ini adalah kota para vampire,tak kan ada yang tahan dengan cahaya yang silau disini-
Dia bisa melihat para vampire berjalan mondar mandir sibuk dengan kegiatannya masing-masing seperti yang ia temukan di transylvania. Dunia manusia.
Yuu berjalan sambil berpikir tentang kota yang ia tinggalkan beberapa tahun silam.
Kota ini begitu gersang dan rawan. Mencekam karena para vampire saling bermusuhan satu sama lain. Mereka hidup berkoloni, darah murni dengan darah murni. Para bangsawan bergaul sesamanya, dan...
Vampire kaum bawah yang merasa tertindas banyak bermunculan didunia manusia untuk membuat keonaran sekedar menunjukkan eksistensinya sebagai vampire-yang tak bisa ditunjukkannya di sini karena kota ini dikuasai oleh para bangsawan dan darah murni-
Semua orang menatap kagum dia yang lewat begitu saja dihadapan mereka. Sebagian berbisik kagum dan sebagian lagi memperhatikan yuu yang sedang mencari-cari dimana letak rumahnya. Kota ini tampak benar-benar berbeda.
Dia memutuskan untuk berhenti disebuah tempat perbelanjaan para vampire dan bertanya kepada seorang penjaganya.
"apakah kau tau dimana kastil kuran?"
Tanya nya. Lelaki yang dihadapannya ini berdecak kagum. Pria berTag name hongki ini menunduk memberi salam.
"ah..anda salah satu dari vampire murni yang tersisa...?"
pekiknya. Yuu hanya tersenyum.
"selamat datang di kerajaan chocoretto.."
"ya....bisakah kau tunjukkan dimana rumah ku?"
tanya nya lagi. Yuu paham dengan sikap hormat tiba-tiba yang ditunjukkan pemuda vampire dihadapannya ini. Bola mata mereka berbeda. Lelaki itu berbola mata hijau.
Vampire kelas menengah yang jauh berbeda dari ras vampire murni yang bermata merah,semerah darah.
"rumah...anda?"
"ya...aku yuuga kuran..."
lelaki itu semakin menunjukkan decak kagumnya. Menunduk hormat,dia mempersilahkan yuu jalan sementara dia menuntun didepan yuu.
"kota ini terlihat berbeda dari yang ku tinggalkan sebelumnya...sudah berapa tahun ya aku tidak disini...apakah disini terjadi peristiwa besar?"
ujar yuu sambil memperhatikan sekelilingnya. Benar-benar keadaannya sama seperti dunia manusia yang biasa ia datangi. Semua orang berbaur. Tidak ada yang membedakan mereka kecuali sikap hormat yang masih ditunjukkan untuk para bangsawan atau petinggi kerajaan.
"oh...anda benar Miss...! Disini telah terjadi perubahan besaran sejak Raja Hiro yang memimpin kerajaan ini..."
Yuuga kembali teringat dengan perkataan ichijou dikereta tadi. Hiro...
Apakah dia yang melakukan semua perubahan ini?
"hiro?"
yuu benar-benar penasaran. Dia berjanji ketika pulang nanti dia akan memberondongi kakak-kakaknya dan ayahnya tentang semua ini...
"hiro adalah pemimpin chocoretto sekarang...."
"lalu bagaimana dengan prince myu?"
ujarku menanyakan keberadaan anak pertama dan satu-satunya dari raja. Prince myu.
"Myu-sama ya.... Dia memilih tidak meneruskan tahta dan pergi bersama bodyguardnya izmu...errr...sebenarnya setelah melalui berbagai macam pertarungan dengan Hiro-sama.."
"pertarungan?kenapa?bukannya myu adalah putra dari raja kita?"
Hongki tersenyum. Sepertinya perjalanan ini akan jadi sangat menarik,pikirnya.
"hiro-sama juga putra dari raja itu...dari pernikahannya dengan seorang manusia.."
Ucapannya hampir sama dengan ichijou,pikir yuu.
Dia benar-benar penasaran dengan semuanya namun sepertinya hongki tak bisa lagi melanjutkan ceritanya yang menurut yuu belum bisa disebut permulaan kisah kota yang mengalami metamorphosis ini karena hongki sudah berdiri didepan gerbang sebuah kastil mewah.
"sudah sampai,Miss..saya undur diri dulu..."
Ujarnya,yuu memberikannya tips karena jasanya mengantarkan yuu pulang kembali kerumah tercintanya. Setelah berterima kasih,mereka berpisah digerbang itu.
Baru saja yuu ingin mendorong pintu gerbang yang beratnya mencapai 5 ton itu sebuah suara mengagetkannya.
"sudah pulang....adikku..."
suara seorang yang tak asing ditelinganya membuat yuu menoleh keatas. Mata merah semerah darah yang diwariskan dari ayah dan ibu merka, rambut coklat dan wajah yang lebih tepat dibilang manis dibandingkan tampan*plak!* tersenyum melihat kebawah.
Tempat yuu berdiri sekarang.
"oppa!"
Teriaknya. Munade =kakak laki-lakinya= duduk diatas pintu gerbang dengan santai. Tersenyum dan secara tiba-tiba melompat kebawah.
Getaran menggoncang tubuh yuu ketika kedua kaki munade mendarat di tanah.
Orang ini benar-benar kuat,pikirnya.
Kebiasaan yuu tidak pernah berubah,dia sering pergi keberbagai tempat di dunia dan dia menyukai korea. Sehingga, dengan bahasa korea lah dia memanggil kakak-kakakknya.
Seperti saat ini.
"oppa!"
Ujarnya senang,munade mengelus kepalanya dan menendang begitu saja pintu gerbang itu agar terbuka. Berdecak kagum, yuu tertawa.
"oppa semakin kuat..!"
"benarkah?hahaha.... Bagaimana denganmu... Apa yang sudah ruka ajarkan padamu?"
tanya nya. Membantu membawakan tas kecilnya yang sebenarnya telah disihir sehingga segala macam barang sudah ada didalam tas itu.
"unnnnnnnn....aku belajar menggali kekuatanku...aku menemukannya! Aku bisa merubah apapun menjadi beku seperti es!"
"benarkah??keren...!"
Pujinya.
"dimana ayah dan ibu?onnie mana?"
"ayah bekerja... Ibu dan neechan pergi entah kemana..kau tidak memberitahukan mereka jika kau akan pulang..."
Yuu tertawa dan memasang wajah innocentnya.
"ini hanya sebuah kejutan kecil..."
Tersenyum lebar menatap kamarnya yang sama sekali tidak berubah sedari ia pergi beberapa tahun yang lalu. Yuu merebahkan diri dicoffinnya. Dia memeluk bantal-bantalnya dengan perasaan nyaman. Tempatnya tidur ketika pagi datang.
"aku merindukan ini..."
ujarnya senang. Namun kesenangan itu tak berlangsung lama ketika ia ingat tentang hiro.
Ya, dia harus menanyakan semua ini kepada sang kakak.
Yuu berjalan menuruni tangga kastil kuran dengan terburu-buru. Seperti sedang dikejar oleh sesuatu ketika saga- kepala pengawal keluarga kuran sekaligus orang yang mengurusnya sejak kecil berpapasan dengannya-
"Miss Yuu?kapan tiba?"
Tanya nya. Yuu tersenyum dan memeluknya.
"aku merindukanmu,saga! Bagaimana kabarmu?"
"yah... Seperti ini,saya baik-baik saja. Senang melihat anda sehat,Miss...kelihatannya sedang terburu-buru?"
Yuu mengangguk setuju. Bola mata merahnya beredar mengitari kastil.
"wah...kau masih saja terlihat...sexy!dimana kakakku?"
saga menggelengkan kepalanya pelan sembari tertawa mendengar ucapan yuu.
"jika yang ada maksud Mr. Munade... Dia ada di beranda sekarang...err...bersama dengan Mr. Sai,dia baru tiba beberapa menit yang lalu..."
Tanpa mendengar penjelasan saga lebih lanjut, yuu pergi menemui kakaknya yang sedang duduk santai diberanda rumah mereka. Hari masih siang,yuu tau dia tak kan sudi menghabiskan waktu diluar rumah selain mengurusi pekerjaannya. Meskipun vampire murni tahan dengan sinar matahari.
"oppa!"
Panggilnya, ketika itu dia sedang asyik membaca buku diberanda bersama dengan salah satu sahabatnya yang yuu kenal. Sai.
"ah...!yuu,kau sudah kembali kesini..senang bisa melihatmu lagi..."
"iya... Terima kasih niichan..."
sai tersenyum dan kembali fokus dengan bacaannya
"kenapa yuu?"
Tanya munade,menghentikan aktivitas membacanya. Sementara sai menyeruput minumannya. Darah segar dari hutan terlarang yang sering didatangi manusia yang melanggar batas larangan.
"oppa... Hiro itu siapa?"
BRUUUUUR!
Sai tiba-tiba menyemburkan minumannya dan hampir saja mengenai wajah munade yang duduk dihadapannya.
"ups...sorry...!itu ekspresi keterkejutanku..."
Elaknya membuat tanda peace di tangannya sebelum vampire yang ada dihadapannya mengamuk.
"hiro?dia raja kita.."
jawab munade singkat.
"aku juga tau itu, tapi jelaskan padaku siapa dia..."
"kenapa kau ingin tau?"
Yuu mengerucutkan bibirnya. Dia merasa sebal dengan pertanyaan yang diberikan kakakknya.
"ya karena aku warga chocoretto!"
Munade dan sai tertawa. Tidak disangka yuu serius mencari tau siapa hiro.
Yuu tak pernah serius dengan sesuatu, namun ada juga hal yang membuatnya penasaran setengah mati.
"hiro itu..raja yang meneruskan tahta yang mulia Aoi.."
"kenapa bukan Myu-sama?"
sai menghela nafas panjang
"myu sudah pergi dan mengambil jalannya sendiri bersama izmu..setelah melalui pertarungan dengan Hiro,dia memutuskan untuk memberikan tahta kepadanya.. Dia tau,hiro cukup bijaksana untuk merubah kehidupan chocoretto.."
Jelas munade,sai menganggukkan kepala,setuju.
"aku dengar dia immortal.."
"kau benar... Dia immortal...yah... Dan itu merubah pendapatku kalau seorang immortal hanya seorang pengacau yang bisanya hanya memburu dan bertindak bodoh demi keinginannya sendiri.... Dia berbeda... Dia kuat dan... Dia bisa membuktikan dirinya kalau dia pemimpin yang hebat...."
Sai menambahkan, yuu semakin serius mendengarkan cerita mereka.
"baiklah..akan ku ceritakan kepadamu hal yang tidak kau ketahui..."
End of chapter 1
(chap selanjutnya adalah flashback tentang vampire hiro ^0^)

Wednesday, August 03, 2011

The Other Vampire Bride

Title : The Other Vampire Bride
Author : Yami Dodolita
Genre : Romance
Rating : NC-17
Fandom : Chocoretto, OFC
Pairing : Sai Chocoretto X Keikoku (OFC)
Summary : “Aku memang seorang vampire..” ucapku seraya memejamkan mata. “Tapi aku juga tetap seorang pria normal” sambungku.
===================
=========
“MAMAAAAAAAA!!?” Pekikan gadis kecil itu menusuk telingaku. Seharusnya aku sudah terbiasa mendengar lolongan menyedihkan dari manusia-manusia malang yang anggota keluarga atau orang yang dikasihinya mati didepan mata mereka, sebagai seonggok makanan yang tidak berharga. Hanya saja kali ini aku merasa pekikan gadis kecil di depanku ini begitu menyakitkan.
Gadis kecil ini, dengan mata mungilnya yang sembab menatapku tajam. Dengan tenaganya yang kecil itu, ia mendorongku lalu berlari dengan langkah kecilnya menuju Hiro yang tengah asik menghabiskan darah segar dari tubuh kurus wanita pemburu vampire. “Vampire jahat! Lepaskan mama!? LEPASKAN MAMAAA!?” jeritnya sambil memukul-mukul punggung Hiro.
“Sai..” Suara Hiro Membuyarkan perhatianku pada gadis kecil itu.
“Yes, My King?” Jawabku.
“Kau tidak lihat? Anak kecil ini menggangguku.”
“Saya mengerti”
Dengan gerakan cepat, aku menggendong gadis kecil itu menjauh dari Hiro. Di depan sebuah gereja tua, aku menurunkannya. Kutatap kedua mata indahnya, ia sedang menatapku dengan tatapan tajam penuh kebencian. Cantik. Sungguh cantik.
“Adik kecil, gadis secantik dirimu, sungguh sayang jika harus mati dan menjadi bangkai. Aku akan membuatmu terus hidup.” Suaraku berhasil menghipnotisnya. Perlahan ia jatuh tertidur dalam pelukanku. Dengan taringku yang sekeras berlian, aku menyuntikkan racunku kedalam aliran darahnya. Aku bukanlah vampire murni, karena aku terlahir karena yang mulia Hiro. Oleh karena itulah aku tidak dapat mengubah gadis kecil ini menjadi makhluk abadi seperti kami, bangsa vampire. Meski begitu, aku yakin racunku dapat membuatnya terus hidup, walau tidak abadi seperti kami.
===================
=========
10 TAHUN KEMUDIAN
Entah apa yang dipikirkan oleh Hiro, hingga ia bersikap gegabah mengajak Munade pergi keluar kastil disiang hari. Kenapa ia begitu memanjakan vampire knight yang baru saja diciptakannya itu? Aku sungguh tidak dapat memahami pemikiran Hiro, padahal aku sudah menjadi knightnya jauh sebelum ia menciptakan Munade.
Dalam balutan mantel hitam aku mengikuti Hiro dan Munade dengan langkah perlahan, jauh dibelakang mereka. Sayangnya, seorang gadis dengan mantel bulu rubah menabrakku dan membuatku kehilangan Hiro dan Munade.
“Maaf, apa kau baik-baik saja?” tanyaku sambil menjulurkan tangan untuk membantu gadis itu berdiri. Namun tiba-tiba, gadis itu menarikku, gerakkannya begitu ringan namun kuat seperti hembusan angin. Ia vampire? Tidak! Baunya seperti manusia. Mungkinkah?
Dengan gerakkan anggunnya, gadis itu menghempaskanku diatas tumpukan jerami di sebuah gudang tua yang berjarak sekitar 5kilometer dari tempat gadis itu menabrakku. Gadis itu, membuka mantel bulu rubahnya dan memperlihatkan wajah cantik yang familiar bagiku. Mata cantik itu, tidak salah lagi! Dia anak kecil yang kutolong 10 tahun lalu!
“Tidak salah lagi.. bau ini.. Kau,, vampire!” Gadis itu, menghujamkan pedangnya kearahku. Untungnya gerak refleksku jauh lebih cepat.
“Kau, pemburu vampire?” tanyaku
“Kau bisa melihatnya kan?” Gadis pemburu vampire itu memperlihatkan ukiran khas pada pangkal pedang peraknya. Tidak salah lagi, racunku 10 tahun lalu memberinya kekuatan setara dengan para vampire, sayangnya aku tidak memperkirakan kemungkinan ia akan menjadi pemburu vampire. Aku telah bertindak gegabah!
Ia mengayunkan pedangnya lagi dan kali ini berhasil mengoyak hoodie mantel hitamku, membuat wajahku terlihat seutuhnya. Sesaat aku melihatnya tercengang, sepertinya ia terpesona pada daya pikat wajah pucatku. Tentu saja, tidak ada satupun manusia yang bisa menolak daya tarik bangsa kami. Hal ini membuatku tersenyum.
Tiba-tiba tatapan gadis itu berubah serius kembali. “Daya pikatmu, tidak akan bisa melumpuhkanku!” serunya sambil menendangku hingga jatuh terduduk. Sambil menghunuskan pedang peraknya dan bersiap menghujam jantungku, gadis itu kembali berkata, “Namaku Kei, pembasmi 1000 vampire. Kau, kalah olehku”
Sesaat sebelum ia membunuhku, aku melihat perhatian gadis itu teralihkan oleh sesuatu. “Bau vampire.. ada dua.. dan satunya berdarah murni.. Princess Myu dalam bahaya!” matanya berubah penuh kebencian dan dengan kecepatan kilat, gadis pembasmi vampire bernama Kei itu menghilang. Aku yakin ia mengejar Hiro dan Munade saat ini.
Aku bangkit dan bersiap kembali ke kastil. “Gadis lemah” ujarku sambil tersenyum simpul. Ia, bukan tandingan Hiro.
===================
=========
VAMPIRE BRIDE’S NIGHT
“HENTIKAN!? AKU TIDAK MENYETUJUI PERNIKAHAN INI!?” Sesosok Vampire Slayer tiba-tiba muncul dari kegelapan. Dengan gerakannya yang secepat angin, ia berhasil menjauhkan Myu dari cengkraman Hiro. Tidak salah lagi, dia adalah Kei. Tidak kusangka kami begitu berjodoh.
“Princess Myu tidak apa-apa?” tanya-nya seraya membuka cadar transparan yang tadi menutupi wajah cantik Myu. Terlihat jelas wajah manis Myu yang tengah menangis ketakutan. “Keeeei~~” Myu langsung memeluk Kei dan membenamkan wajah manisnya di dada Kei.
“Hoo~ jadi kau gadis pemburu vampire yang bernama Keikoku?” Hiro menyeringai kejam.
“Bagus sekali, kau mengenalku rupanya.” Kei memeluk Myu dengan tangan kirinya dan menghunuskan pedang dengan tangan kanan, gadis ini terlihat begitu waspada.
“Tentu aku mengenalmu” Hiro berjalan mengelilingi Kei dan Myu, pelan, selembut helaian sutra yang tertiup angin. “Vampire mana yang tidak mengenal gadis pemburu vampire yang berhasil memusnahkan 150 vampire seorang diri hanya berbekal sebuah pedang perak?” Seringaian Hiro makin lebar. “Sayangnya kau bukan lawanku! Karena itulah, jika kau menyayangi nyawamu, sebaiknya kau serahkan Myu padaku dan pergilah secepat yang kau bisa.”
“Tidak akan! Princess Myu adalah penerus tahta kerajaan kami. Aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk melindunginya dari makhluk-makhluk dingin seperti kalian!”
Munade Tiba-tiba menyerang Kei dengan kecepatan tinggi setelah Hiro menjentikkan jarinya, memerintahkannya untuk bertarung. Berkali-kali terdengar suara dentingan pedang yang beradu dalam kecepatan tinggi. Munade mengincar lengan Kei yang memeluk Myu. Sayangnya Kei berhasil membuat pedang Munade terpental jauh hingga menancap kuat di dinding gereja. Munade berusaha keras menarik pedang itu dari dinding, tapi Kei lebih cepat melumpuhkannya dengan tendangan yang telak mengenai perut Munade. 5 meter jauhnya Munade terpental. Dengan gerakan secepat angin, Kei menghampiri Munade yang berusaha bangkit dengan bersusah payah.
Kei menendang Munade hingga vampire cantik itu terjengkal. Tak hanya itu, kini kaki mungil Kei menginjak bahu Munade hingga gerakan Munade terkunci. “Skak Mat!” Disaat Kei menghunuskan pedang peraknya untuk menusuk jantung Munade, Aku memutuskan untuk menghempaskan tubuh Kei sekeras yang aku bisa. Gadis itu terpental dan mendarat di dinding gereja dengan punggungnya. Saking besarnya dentuman tadi, terbentuk sebuah cekungan besar di dinding tepat dimana Kei terpental.
“Uuuurgh~” Kei berusaha bangkit, Punggungnya pasti terasa remuk sekarang. Selang beberapa detik beriktunya Kei terbelalak saat menyadari Hiro berhasil merebut Myu dari dekapan perlindungannya.
“Hahahaha” Tawa Hiro bergema “Sudah kubilang, kau bukan lawanku. Hanya dengan dorongan ringan dari Sai, knight setiaku, kau sudah terjungkal seperti boneka jerami yang terhempas badai” Hiro mendekap Myu yang pingsan ketakutan dalam pelukan dinginnya. Dikecupnya kening mulus Myu.
Kei geram “Kurang ajar kaaaaau!” Kei bersiap menyerang, tapi aku berhasil mengunci gerakannya dengan mendekap tubuhnya dari belakang.
“Jangan mengganggu pernikahan sakral ini” Aku menyunggingkan senyum semanis mungkin dan mengecup bibir Kei. Seketika Kei kehilangan kesadaran dan akhirnya pingsan dalam pelukanku.
===================
=========
“Kau sudah bangun?” tanyaku padanya yang tengah membuka matanya perlahan. Mata cantik itu terbelalak seketika. Ia pasti menyadari bahwa ia sekarang ada dalam sebuah kamar yang dipenuhi bau vampire. Terlebih saat ia menyadari bahwa aku telah mengganti pakaian full-armornya dengan sebuah gaun tidur putih yang begitu anggun. Kain tipis yang melekat di tubuhnya itu terlihat indah, melambai lembut memperlihatkan lekuk tubuh mulus sang pemburu vampire.
Ia mendekatiku dengan langkah yang besar-besar. Hentakan kaki, genggaman tangannya, gemertakan giginya dan tatapan tajam matanya cukup untuk menggambarkan kemarahannya. Dengan sekuat tenaga ia memukulkan genggaman tangannya tepat di pipiku hingga membuat sebuah retakan besar disana, seperti cangkang yang terbuat dari kaca dan rusak karena sebuah hentakan keras. Untungnya aku adalah bangsa vampire, retakan di pipiku sembuh hanya dalam waktu beberapa detik.
“Kau! Siapa yang mengijinkanmu untuk menyentuh tubuhku?!” Geramnya.
Aku tersenyum. Berusaha menjaga cara bicaraku sesopan mungkin. “Tidak seperti yang kau kira. Aku hanya mengganti pakaianmu dengan yang lebih sesuai.”
Tanpa ku sadari, Kei dengan wajah marahnya sudah berada tepat di atas tubuhku yang jatuh terbaring karena dorongannya yang begitu kuat. Tangan kirinya mencengkram erat bahuku. Perih, kukunya menembus kulitku yang seperti kaca. Sementara itu tangan kirinya menggenggam kuat membentuk sebuah kepalan yang kapan saja siap menghantam wajahku. “Vampire kurang ajarrr!?” Terdengar suara gemeretak geraham di sela suaranya yang menggeram penuh amarah.
Bodohnya aku, wajahku yang tersenyum penuh sopan santun berubah menjadi merah padam saat tak sengaja mataku menatap tajam benda yang ada tepat didepanku saat ini. Bundar, mulus, itu yang terlintas dipikiranku. Gaun putih itu sungguh terkutuk! Kenapa harus memperlihatkan lekuk indah belahan payudara seorang gadis di hadapanku! Fokus Sai! Teruslah berusaha bersikap sopan!
“Kei..” Suaraku rasanya tercekat, kering kerontang, bisa kurasakan keringat dingin mengalir dari dahi dan keningku. “Bisakah kau menjauh? Tolong lepaskan aku” sambil terus berusaha terdengar tenang dan sopan, aku menyambung kalimatku.
“Melepaskan vampire, bukan pekerjaan seorang pembasmi vampire!” Kulihat Kei menyeringai setelah mengucapkan kalimat itu. Kini ia mencengkramku dengan kedua tangannya. Belahan payudara itu makin terlihat jelas. Saat ini aku tidak dapat mengontrol pikiranku dengan baik.
“Aku memang seorang vampire..” ucapku seraya memejamkan mata. “Tapi aku juga tetap seorang pria normal” sambungku. Kembali ku buka mataku, kali ini bukan tatapan ramah yang kutujukan padanya, melainkan tatapan tajam yang liar.
Cukup sudah, aku tidak bisa mengontrol diriku. Kali ini, aku tidak akan mengalah lagi. Dalam sekejap, aku membalikkan posisi. Kini Kei lah yang berada di bawah cengkramanku, terbaring dengan wajah kebingungan tepat dibawah himpitan tubuhku.
“A..Apa yang akan kau lakukan padaku?” Wajahnya merah. Ia berusaha melepaskan diri dariku, tapi cengkramanku lebih kuat
“Diamlah. Dan perhatikan” Perlahan, ku tempelkan bibir dinginku pada bibirnya yang hangat. Seiring dalamnya ciumanku itu, dapat kuyakinkan ia tidak dapat bergerak karena hipnotisku. Tatapan matanya terlihat panik, tapi itu tak cukup untuk menahanku. “Hentikan.. aku mohon..” suaranya terdengar lirih. Sayangnya ia memerlukan yang lebih dari itu untuk dapat menghentikanku.
Kecupanku tak berakhir di bibirnya saja, kini aku mendaratkan kecupan-kecupan sedingin es ke sekujur tubuhnya. Leher, bahu, dan sebagian dadanya yang terbuka. Kulitnya yang hangat terus mendorongku untuk mendapatkan yang lebih dari ini. Sekali tarik, aku berhasil merobek kain tipis yang dikenakannya hingga kini aku dapat menikmati keindahan tubuh mulusnya yang polos tanpa sehelai benangpun menutupinya.
“Maaf, tapi tolong izinkan aku menjadikanmu milikku” Ucapku sambil melucuti pakaianku sendiri dan mulai menindih tubuhnya yang tidak berdaya. Desahan dan rintihan gadis perawan dalam dekapanku ini, sudah sejak lama aku menginginkannya. Dan akhirnya, malam ini aku dapat memilikinya seutuhnya.
===================
=========
Sebulan lamanya aku merahasiakan hubunganku dengan Kei, gadis pembasmi vampire itu. Namun sekarang aku harus mengakuinya dihadapan Hiro.
“Ya, aku memang melakukannya.” Ucapku lirih
Mata Hiro terlihat tajam dan dingin, sementara Munade berkaca-kaca menahan tangisnya untukku. Hiro menarik nafas panjang “Sai, vampire pada dasarnya tidak boleh berhubungan dengan manusia terutama dengan pembasmi vampire. Kau tau apa yang akan terjadi?” tanyanya padaku.
“Aku tau” jawabku. “Dalam waktu kurang dari 1 bulan, sesosok ‘darah lumpur’ akan lahir dari wanita manusia yang telah menerima benih vampire di rehimnya.” Sambungku.
“Kau tau tidak hanya itu Sai!” sambung Munade yang berdiri di samping singgasana Hiro. Matanya merah, meneteskan airmata kesedihan. “makhluk yang kita sebut ‘darah lumpur’ adalah sesuatu yang terlarang bagi bangsa vampire. Ia akan haus darah dan akan menjadi pemangsa vampire. Para vampire akan berakhir menjadi makanan, sama seperti manusia yang mati kehabisan darah dan menjadi mumi kering karena taring beracun yang menghisap habis darah mereka!” sambungnya.
“Aku tau” jawabku lagi.
“Kau, gadis itu, dan si ‘darah lumpur’, harus dihukum. Maafkan aku Sai, kau adalah Vmpire Knightku yang terbaik. Tapi kita punya hukum tersendiri. Besok, kau akan diadili oleh petinggi bangsa kita.” Selesai dengan kalimatnya, Hiro meninggalkanku yang terduduk lemas dengan rantai yang menahanku dan mengikatku agar terus duduk dikursi besi yang dingin ini.
“Maafkan aku Sai. Aku tidak bisa membantumu.” Munade menangis, ia mengecup lembut keningku dan berlari menyusul Hiro.
===================
=========
To Be Continued~~~