Title : The Other Vampire Bride
Author : Yami Dodolita
Genre : Romance
Rating : NC-17
Fandom : Chocoretto, OFC
Pairing : Sai Chocoretto X Keikoku (OFC)
Summary : “Aku memang seorang vampire..” ucapku seraya memejamkan mata. “Tapi aku juga tetap seorang pria normal” sambungku.
===================
=========
“MAMAAAAAAAA!!?” Pekikan gadis kecil itu menusuk telingaku. Seharusnya aku sudah terbiasa mendengar lolongan menyedihkan dari manusia-manusia malang yang anggota keluarga atau orang yang dikasihinya mati didepan mata mereka, sebagai seonggok makanan yang tidak berharga. Hanya saja kali ini aku merasa pekikan gadis kecil di depanku ini begitu menyakitkan.
Gadis kecil ini, dengan mata mungilnya yang sembab menatapku tajam. Dengan tenaganya yang kecil itu, ia mendorongku lalu berlari dengan langkah kecilnya menuju Hiro yang tengah asik menghabiskan darah segar dari tubuh kurus wanita pemburu vampire. “Vampire jahat! Lepaskan mama!? LEPASKAN MAMAAA!?” jeritnya sambil memukul-mukul punggung Hiro.
“Sai..” Suara Hiro Membuyarkan perhatianku pada gadis kecil itu.
“Yes, My King?” Jawabku.
“Kau tidak lihat? Anak kecil ini menggangguku.”
“Saya mengerti”
Dengan gerakan cepat, aku menggendong gadis kecil itu menjauh dari Hiro. Di depan sebuah gereja tua, aku menurunkannya. Kutatap kedua mata indahnya, ia sedang menatapku dengan tatapan tajam penuh kebencian. Cantik. Sungguh cantik.
“Adik kecil, gadis secantik dirimu, sungguh sayang jika harus mati dan menjadi bangkai. Aku akan membuatmu terus hidup.” Suaraku berhasil menghipnotisnya. Perlahan ia jatuh tertidur dalam pelukanku. Dengan taringku yang sekeras berlian, aku menyuntikkan racunku kedalam aliran darahnya. Aku bukanlah vampire murni, karena aku terlahir karena yang mulia Hiro. Oleh karena itulah aku tidak dapat mengubah gadis kecil ini menjadi makhluk abadi seperti kami, bangsa vampire. Meski begitu, aku yakin racunku dapat membuatnya terus hidup, walau tidak abadi seperti kami.
===================
=========
10 TAHUN KEMUDIAN
Entah apa yang dipikirkan oleh Hiro, hingga ia bersikap gegabah mengajak Munade pergi keluar kastil disiang hari. Kenapa ia begitu memanjakan vampire knight yang baru saja diciptakannya itu? Aku sungguh tidak dapat memahami pemikiran Hiro, padahal aku sudah menjadi knightnya jauh sebelum ia menciptakan Munade.
Dalam balutan mantel hitam aku mengikuti Hiro dan Munade dengan langkah perlahan, jauh dibelakang mereka. Sayangnya, seorang gadis dengan mantel bulu rubah menabrakku dan membuatku kehilangan Hiro dan Munade.
“Maaf, apa kau baik-baik saja?” tanyaku sambil menjulurkan tangan untuk membantu gadis itu berdiri. Namun tiba-tiba, gadis itu menarikku, gerakkannya begitu ringan namun kuat seperti hembusan angin. Ia vampire? Tidak! Baunya seperti manusia. Mungkinkah?
Dengan gerakkan anggunnya, gadis itu menghempaskanku diatas tumpukan jerami di sebuah gudang tua yang berjarak sekitar 5kilometer dari tempat gadis itu menabrakku. Gadis itu, membuka mantel bulu rubahnya dan memperlihatkan wajah cantik yang familiar bagiku. Mata cantik itu, tidak salah lagi! Dia anak kecil yang kutolong 10 tahun lalu!
“Tidak salah lagi.. bau ini.. Kau,, vampire!” Gadis itu, menghujamkan pedangnya kearahku. Untungnya gerak refleksku jauh lebih cepat.
“Kau, pemburu vampire?” tanyaku
“Kau bisa melihatnya kan?” Gadis pemburu vampire itu memperlihatkan ukiran khas pada pangkal pedang peraknya. Tidak salah lagi, racunku 10 tahun lalu memberinya kekuatan setara dengan para vampire, sayangnya aku tidak memperkirakan kemungkinan ia akan menjadi pemburu vampire. Aku telah bertindak gegabah!
Ia mengayunkan pedangnya lagi dan kali ini berhasil mengoyak hoodie mantel hitamku, membuat wajahku terlihat seutuhnya. Sesaat aku melihatnya tercengang, sepertinya ia terpesona pada daya pikat wajah pucatku. Tentu saja, tidak ada satupun manusia yang bisa menolak daya tarik bangsa kami. Hal ini membuatku tersenyum.
Tiba-tiba tatapan gadis itu berubah serius kembali. “Daya pikatmu, tidak akan bisa melumpuhkanku!” serunya sambil menendangku hingga jatuh terduduk. Sambil menghunuskan pedang peraknya dan bersiap menghujam jantungku, gadis itu kembali berkata, “Namaku Kei, pembasmi 1000 vampire. Kau, kalah olehku”
Sesaat sebelum ia membunuhku, aku melihat perhatian gadis itu teralihkan oleh sesuatu. “Bau vampire.. ada dua.. dan satunya berdarah murni.. Princess Myu dalam bahaya!” matanya berubah penuh kebencian dan dengan kecepatan kilat, gadis pembasmi vampire bernama Kei itu menghilang. Aku yakin ia mengejar Hiro dan Munade saat ini.
Aku bangkit dan bersiap kembali ke kastil. “Gadis lemah” ujarku sambil tersenyum simpul. Ia, bukan tandingan Hiro.
===================
=========
VAMPIRE BRIDE’S NIGHT
“HENTIKAN!? AKU TIDAK MENYETUJUI PERNIKAHAN INI!?” Sesosok Vampire Slayer tiba-tiba muncul dari kegelapan. Dengan gerakannya yang secepat angin, ia berhasil menjauhkan Myu dari cengkraman Hiro. Tidak salah lagi, dia adalah Kei. Tidak kusangka kami begitu berjodoh.
“Princess Myu tidak apa-apa?” tanya-nya seraya membuka cadar transparan yang tadi menutupi wajah cantik Myu. Terlihat jelas wajah manis Myu yang tengah menangis ketakutan. “Keeeei~~” Myu langsung memeluk Kei dan membenamkan wajah manisnya di dada Kei.
“Hoo~ jadi kau gadis pemburu vampire yang bernama Keikoku?” Hiro menyeringai kejam.
“Bagus sekali, kau mengenalku rupanya.” Kei memeluk Myu dengan tangan kirinya dan menghunuskan pedang dengan tangan kanan, gadis ini terlihat begitu waspada.
“Tentu aku mengenalmu” Hiro berjalan mengelilingi Kei dan Myu, pelan, selembut helaian sutra yang tertiup angin. “Vampire mana yang tidak mengenal gadis pemburu vampire yang berhasil memusnahkan 150 vampire seorang diri hanya berbekal sebuah pedang perak?” Seringaian Hiro makin lebar. “Sayangnya kau bukan lawanku! Karena itulah, jika kau menyayangi nyawamu, sebaiknya kau serahkan Myu padaku dan pergilah secepat yang kau bisa.”
“Tidak akan! Princess Myu adalah penerus tahta kerajaan kami. Aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk melindunginya dari makhluk-makhluk dingin seperti kalian!”
Munade Tiba-tiba menyerang Kei dengan kecepatan tinggi setelah Hiro menjentikkan jarinya, memerintahkannya untuk bertarung. Berkali-kali terdengar suara dentingan pedang yang beradu dalam kecepatan tinggi. Munade mengincar lengan Kei yang memeluk Myu. Sayangnya Kei berhasil membuat pedang Munade terpental jauh hingga menancap kuat di dinding gereja. Munade berusaha keras menarik pedang itu dari dinding, tapi Kei lebih cepat melumpuhkannya dengan tendangan yang telak mengenai perut Munade. 5 meter jauhnya Munade terpental. Dengan gerakan secepat angin, Kei menghampiri Munade yang berusaha bangkit dengan bersusah payah.
Kei menendang Munade hingga vampire cantik itu terjengkal. Tak hanya itu, kini kaki mungil Kei menginjak bahu Munade hingga gerakan Munade terkunci. “Skak Mat!” Disaat Kei menghunuskan pedang peraknya untuk menusuk jantung Munade, Aku memutuskan untuk menghempaskan tubuh Kei sekeras yang aku bisa. Gadis itu terpental dan mendarat di dinding gereja dengan punggungnya. Saking besarnya dentuman tadi, terbentuk sebuah cekungan besar di dinding tepat dimana Kei terpental.
“Uuuurgh~” Kei berusaha bangkit, Punggungnya pasti terasa remuk sekarang. Selang beberapa detik beriktunya Kei terbelalak saat menyadari Hiro berhasil merebut Myu dari dekapan perlindungannya.
“Hahahaha” Tawa Hiro bergema “Sudah kubilang, kau bukan lawanku. Hanya dengan dorongan ringan dari Sai, knight setiaku, kau sudah terjungkal seperti boneka jerami yang terhempas badai” Hiro mendekap Myu yang pingsan ketakutan dalam pelukan dinginnya. Dikecupnya kening mulus Myu.
Kei geram “Kurang ajar kaaaaau!” Kei bersiap menyerang, tapi aku berhasil mengunci gerakannya dengan mendekap tubuhnya dari belakang.
“Jangan mengganggu pernikahan sakral ini” Aku menyunggingkan senyum semanis mungkin dan mengecup bibir Kei. Seketika Kei kehilangan kesadaran dan akhirnya pingsan dalam pelukanku.
===================
=========
“Kau sudah bangun?” tanyaku padanya yang tengah membuka matanya perlahan. Mata cantik itu terbelalak seketika. Ia pasti menyadari bahwa ia sekarang ada dalam sebuah kamar yang dipenuhi bau vampire. Terlebih saat ia menyadari bahwa aku telah mengganti pakaian full-armornya dengan sebuah gaun tidur putih yang begitu anggun. Kain tipis yang melekat di tubuhnya itu terlihat indah, melambai lembut memperlihatkan lekuk tubuh mulus sang pemburu vampire.
Ia mendekatiku dengan langkah yang besar-besar. Hentakan kaki, genggaman tangannya, gemertakan giginya dan tatapan tajam matanya cukup untuk menggambarkan kemarahannya. Dengan sekuat tenaga ia memukulkan genggaman tangannya tepat di pipiku hingga membuat sebuah retakan besar disana, seperti cangkang yang terbuat dari kaca dan rusak karena sebuah hentakan keras. Untungnya aku adalah bangsa vampire, retakan di pipiku sembuh hanya dalam waktu beberapa detik.
“Kau! Siapa yang mengijinkanmu untuk menyentuh tubuhku?!” Geramnya.
Aku tersenyum. Berusaha menjaga cara bicaraku sesopan mungkin. “Tidak seperti yang kau kira. Aku hanya mengganti pakaianmu dengan yang lebih sesuai.”
Tanpa ku sadari, Kei dengan wajah marahnya sudah berada tepat di atas tubuhku yang jatuh terbaring karena dorongannya yang begitu kuat. Tangan kirinya mencengkram erat bahuku. Perih, kukunya menembus kulitku yang seperti kaca. Sementara itu tangan kirinya menggenggam kuat membentuk sebuah kepalan yang kapan saja siap menghantam wajahku. “Vampire kurang ajarrr!?” Terdengar suara gemeretak geraham di sela suaranya yang menggeram penuh amarah.
Bodohnya aku, wajahku yang tersenyum penuh sopan santun berubah menjadi merah padam saat tak sengaja mataku menatap tajam benda yang ada tepat didepanku saat ini. Bundar, mulus, itu yang terlintas dipikiranku. Gaun putih itu sungguh terkutuk! Kenapa harus memperlihatkan lekuk indah belahan payudara seorang gadis di hadapanku! Fokus Sai! Teruslah berusaha bersikap sopan!
“Kei..” Suaraku rasanya tercekat, kering kerontang, bisa kurasakan keringat dingin mengalir dari dahi dan keningku. “Bisakah kau menjauh? Tolong lepaskan aku” sambil terus berusaha terdengar tenang dan sopan, aku menyambung kalimatku.
“Melepaskan vampire, bukan pekerjaan seorang pembasmi vampire!” Kulihat Kei menyeringai setelah mengucapkan kalimat itu. Kini ia mencengkramku dengan kedua tangannya. Belahan payudara itu makin terlihat jelas. Saat ini aku tidak dapat mengontrol pikiranku dengan baik.
“Aku memang seorang vampire..” ucapku seraya memejamkan mata. “Tapi aku juga tetap seorang pria normal” sambungku. Kembali ku buka mataku, kali ini bukan tatapan ramah yang kutujukan padanya, melainkan tatapan tajam yang liar.
Cukup sudah, aku tidak bisa mengontrol diriku. Kali ini, aku tidak akan mengalah lagi. Dalam sekejap, aku membalikkan posisi. Kini Kei lah yang berada di bawah cengkramanku, terbaring dengan wajah kebingungan tepat dibawah himpitan tubuhku.
“A..Apa yang akan kau lakukan padaku?” Wajahnya merah. Ia berusaha melepaskan diri dariku, tapi cengkramanku lebih kuat
“Diamlah. Dan perhatikan” Perlahan, ku tempelkan bibir dinginku pada bibirnya yang hangat. Seiring dalamnya ciumanku itu, dapat kuyakinkan ia tidak dapat bergerak karena hipnotisku. Tatapan matanya terlihat panik, tapi itu tak cukup untuk menahanku. “Hentikan.. aku mohon..” suaranya terdengar lirih. Sayangnya ia memerlukan yang lebih dari itu untuk dapat menghentikanku.
Kecupanku tak berakhir di bibirnya saja, kini aku mendaratkan kecupan-kecupan sedingin es ke sekujur tubuhnya. Leher, bahu, dan sebagian dadanya yang terbuka. Kulitnya yang hangat terus mendorongku untuk mendapatkan yang lebih dari ini. Sekali tarik, aku berhasil merobek kain tipis yang dikenakannya hingga kini aku dapat menikmati keindahan tubuh mulusnya yang polos tanpa sehelai benangpun menutupinya.
“Maaf, tapi tolong izinkan aku menjadikanmu milikku” Ucapku sambil melucuti pakaianku sendiri dan mulai menindih tubuhnya yang tidak berdaya. Desahan dan rintihan gadis perawan dalam dekapanku ini, sudah sejak lama aku menginginkannya. Dan akhirnya, malam ini aku dapat memilikinya seutuhnya.
===================
=========
Sebulan lamanya aku merahasiakan hubunganku dengan Kei, gadis pembasmi vampire itu. Namun sekarang aku harus mengakuinya dihadapan Hiro.
“Ya, aku memang melakukannya.” Ucapku lirih
Mata Hiro terlihat tajam dan dingin, sementara Munade berkaca-kaca menahan tangisnya untukku. Hiro menarik nafas panjang “Sai, vampire pada dasarnya tidak boleh berhubungan dengan manusia terutama dengan pembasmi vampire. Kau tau apa yang akan terjadi?” tanyanya padaku.
“Aku tau” jawabku. “Dalam waktu kurang dari 1 bulan, sesosok ‘darah lumpur’ akan lahir dari wanita manusia yang telah menerima benih vampire di rehimnya.” Sambungku.
“Kau tau tidak hanya itu Sai!” sambung Munade yang berdiri di samping singgasana Hiro. Matanya merah, meneteskan airmata kesedihan. “makhluk yang kita sebut ‘darah lumpur’ adalah sesuatu yang terlarang bagi bangsa vampire. Ia akan haus darah dan akan menjadi pemangsa vampire. Para vampire akan berakhir menjadi makanan, sama seperti manusia yang mati kehabisan darah dan menjadi mumi kering karena taring beracun yang menghisap habis darah mereka!” sambungnya.
“Aku tau” jawabku lagi.
“Kau, gadis itu, dan si ‘darah lumpur’, harus dihukum. Maafkan aku Sai, kau adalah Vmpire Knightku yang terbaik. Tapi kita punya hukum tersendiri. Besok, kau akan diadili oleh petinggi bangsa kita.” Selesai dengan kalimatnya, Hiro meninggalkanku yang terduduk lemas dengan rantai yang menahanku dan mengikatku agar terus duduk dikursi besi yang dingin ini.
“Maafkan aku Sai. Aku tidak bisa membantumu.” Munade menangis, ia mengecup lembut keningku dan berlari menyusul Hiro.
===================
=========
To Be Continued~~~
No comments:
Post a Comment